Minggu, 14 September 2014

sendiri di Dieng

kabut tebal masih menyelimuti pagi yang dingin, dan sayup-sayup terdengar lantunan lembut tembang campursari tempo dulu di salah satu warung kecil yang berdiri seadanya di pinggir jalan.
sejenak membuka mata dari tidur panjang di teras sebuah Masjid milik penduduk setempat.

"selamat pagi Pak, maaf semalam saya tidur disini. saya mau ke Dieng". sapaku setelah melihat seorang Bapak yang sudah berumur, perlahan menaiki tangga di depan Masjid ini.

"tidak apa2 mas. kalau mau mandi, dibelakang ada kamar mandi kecil". jawab Bapak itu disertai dengan senyumnya yang ramah.
selesai mandi dan merapikan tas ransel, saya bergegas mencari Bapak tadi sekalian pamit dan mengucapkan banyak terimakasih.
di depan Masjid ini ada sebuah jalan besar, yang akan mengantar kita ke Dataran Tinggi Dieng atau sering disebut, "Neg'ri diatas awan".


                    pintu masuk ke Dieng

ketika kita masuk ke tempat ini, ditandai akan terlihatnya sebuah gapura yang berdiri kokoh dengan tulisan, "Dieng Plateau Area".

diarea yang sangat luas ini, terdapat beberapa tempat-tempat wisata yang layak untuk disinggahi. seperti Sumur Kuno, Candi, Telaga, Kawah Belerang, tempat semedi Pak Harto, perkebunan penduduk yang membentang dan mengitari keindahan alamnya.

Berikut adalah foto dan sedikit tulisan mengenai tempat wisata di Dieng, yang pernah saya singgahi.


                    menuju Sumur Jalatunda

tempat ini berada paling jauh, dibandingkan dengan tempat wisata lain di Dieng. masih melintasi area perkebunan penduduk, kita juga akan menjumpai sebuah Perusahaan Pengeboran Gas Alam, dengan pipa-pipa besar yang menghampar diantara ladang-ladang hijau.


                    Perusahaan Gas Negara


untuk mencapai tempat ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa jasa ojek motor.


                    Telaga Merdada

setelah kembali dari Sumur Jalatunda, spot selanjutnya adalah "Telaga Merdada".
diapit oleh kebun sayur-sayuran, disini tersedia perahu yang bisa disewa, jika kita ingin keliling melintasi keindahan Telaga ini. dan dari sini pula, saya mulai jalan kaki menuju ke tempat lainnya, karena jaraknya tidak terlampau jauh. apalagi saya sendiri, jadi tidak terlalu repot hehehehe.


                    komplek Candi Bima

merupakan salah satu Candi yang berada di Dieng Plateau, berada persis di pinggir jalan raya. saya sempat istirahat lama disini, karena hari mulai siang dan telah lama jalan kaki.


                    Kawah Sileri

bau belerang menyengat, ketika perlahan saya sampai di tempat ini. disarankan menggunakan masker standart, dan jangan lama-lama berada ditempat ini. masih terlihat ladang sayuran, yang berada agak jauh dari bibir kawah.


                    pemandangan dari Dieng

panorama alam sepanjang wilayah ini sangat indah. walaupun capek jalan kaki, namun cukup mengobati rasa lelah selama perjalanan.


                    Kawah Sikidang

lebih luas dari kawah sebelumnya. segera pakai masker, bila perlu dobel masker sebelum masuk ditempat ini. bau belerangnya sangat menyengat. disini juga tersedia kuda, yang bisa disewa untuk keliling tempat ini.


                    indah sangat

foto diatas merupakan salah satu panorama alam disekitar Kawah Sikidang. oiyah, disetiap tempat wisata ada pos pemeriksaan, sekaligus tempat loket karcis masuk. namun saya susah lupa, tarif masuk masing-masing tempatnya. maaf maaf.


                    Telaga Warna & Telaga Pengilon

sesuai dengan namanya. ke-2 telaga ini terlihat permukaan airnya yang berwarna hijau muda, hijau tua dan biru tua. dengan letaknya yang berdekatan, telaga ini menyimpan sebuah panorama alam yang layak untuk disinggahi.
ditengah-tengah telaga ini terdapat sebuah dataran, dengan ditumbuhi pohon pinus dan alang-alang.


                    komplek Candi Arjuno

ini merupakan tempat terakhir yang saya singgahi, sebelum meninggalkan area Dataran Tinggi Dieng. letaknya persis disamping rumah singgah Pak Harto. sewaktu beliau masih hidup, dan singgah disini.
dengan bentuk Candi nya yang berjejer, diapit oleh bukit-bukit kecil dan ladang dan perkebunan penduduk setempat. saya pun istirahat sejenak, sambil menikmati hembusan lembayun yang menghempas dengan damainya.


                    ole-ole khas Dieng

sebelum meninggalkan tempat ini, saya sempat membeli ole2 sesuai pesanan sahabatku di Kalimantan Timur.
harganya bervariasi, sesuai dengan bentuk dan ukurannya.


                           pemilik blog. hahahaha.

Tidak ada komentar: