Selasa, 04 Agustus 2015

selamat tinggal Kota Ambon





rintik hujan kembali menyapa, ketika langkah kakiku berhenti disini. didepan Bandara Patimura - Kota Ambon.

sepoi lembayung yang menemani derai sang tirta, menghempas lirih dedaunan kering yang jatuh ditanah beralaskan batuan dan kerikil halus.

tak terasa, 6 hari sudah aku disini. mengembara seorang diri dari satu tempat ke tempat yang lain. sembari memanggul erat ransel lusuh dipunggungku. banyak hal baru yang menjadi pelajaran dalam perjalanan kali ini. dan aku pasti akan selalu mengingatnya. dan ucapan terimakasih ini kuberikan kepada mereka yang sudah aku anggap seperti saudara :

*
Terimakasih buat Azis dan anak2 Sekretariat Mapala Universitas Patimura Kota Ambon, buat tumpangannya selama di Ambon.

* *
Terimakasih buat teman2 Mapala Universitas Darusalam di Tulehu.

* * *
Terimakasih buat teman2 Sekretariat Kompas di Kota Masohi - Pulau Seram. atas tumpangannya dan ketersediaannya menemaniku keliling Kota Masohi dan sekitarnya.

* * * *
Terimakasih buat Abang Jeppo dan Keluarga besarnya, yang dengan ihklas memberikan tumpangan dan makan gratis 2 hari selama aky di Desa Saleman - Pulau Seram. dan sudah menemaniku ke Pantai Ora, Sungai Belanda dan Dinding Batu.

* * * * *
kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan mereka. dan sekarang giliranku memberikan kebaikan kepada orang lain lagi.

* selamat tinggal Pulau Maluku

* selamat tinggal Pulau Seram

* selamat tinggal sahabat terbaik

kelak disuatu masa kita pasti berjumpa lagi. bukan disini, tapi disuatu tempat dimana kita akan kembali bercerita tentang indahnya Neg'ri ini. Neg'ri yang kita cintai. INDONESIA ...


Selasa, 09 Juni 2015

12 hari solo backpacker, menjelajahi 3 propinsi di Pulau Sulawesi ( oktober 2014 ) ...


kala itu. sendiri. kaki telanjangku perlahan menapaki bibir-bibir pantai berpasir putih. riak kecil gelombang gemulai menghempas lirih. mengalun, mencumbui sisa-sisa senja yang kian beranjak pergi.

dan aku kembali disini. disalah satu sudut pesisir timur Kalimantan. setelah melewati perjalanan itu. perjalanan yang sarat makna, perjalanan yang kembali mengajarkan aku arti sebuah kehidupan yang sangat mendalam.

- * - * - * - * - * -

sebelumnya aku pernah menjelajahi beberapa daerah di Pulau ini, diantara :
* Makassar
* Pare-Pare
* Bulukumbah
* Kendari
* Buton
* Wakatobi

namun entah kenapa, rasa penasaran untuk kembali menjelajahi Pulau ini seolah mengganggu tidurku.

berangkat dari Kota Balikpapan menuju Kota Palu, dengan menggunakan armada udara. aku memilih jalur ini karena ingin segera sampai di Pulau Sulawesi. dan memaafkan sisa libur lebih lama disana. untungnya masih dapat tiket promo 335ribu, dengan 45 menit perjalanan udara.

hari pertama aku menginjakan kaki di Kota Palu. ransel lusuh dengan setia menempel erat dipunggungku. berjalan kali menyusuri geliat di Kota ini. aku menuju ke Pantai Talise menunggu jemputan mobil travel yang sudah aku pesan sebelumnya. dan rencananya malam itu juga akan berangkat ke Kota Ampana, Ibukota Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

setelah keluar dari Kota Palu, armada travel menelusuri kelamnya malam melintasi Tawaeli, Toboli, Torue dan Taman Nasional Lore Lindu. sempat istirahat sebentar di Kebun Kopi, karena beberapa penumpang membeli sayur-mayur yang dijual disini. setelahnya kembali melanjutkan perjalanan melintasi Mapane, Poso, Uekuli, Podi dan sampai di Kota Ampana pukul 5 subuh.

rencana selanjutnya saya akan menuju ke Pulau Togean, yang berada di perairan Teluk Tomini. tapi disini saya harus menunggu selama 5 jam, karena kapal yang menuju kesana akan berangkat pukul 10 pagi. demi menghemat biaya, saya memilih tidur di teras gedung pelabuhan, beralaskan matras yang selalu kubawa ketika backpacker.

perjalanan menuju Pulau Togean memakan waktu 4 jam, dengan menumpang kapal kayu berbaur dengan penduduk setempat. dan saya turun di pelabuhan Pulau Wakai. disini saya menghabiskan waktu 2 hari dengan menumpang tidur disalah satu rumah Kepala Desa.

hari ke-4 berangkat menuju Pulau Togean, apesnya disini tidak ada pemukiman penduduk. dan saya harus membayar penginapan 285ribu semalam sudah termasuk 3 kali makan ( pagi, siang dan malam ). sempat menghabiskan waktu 2 hari disini, sembari berenang dan menikmati panorama alamnya yang sangat mempesona. oiyah, tempat ini sangat direkomendasikan untuk bulan madu bagi pengantin baru hehehe ...

hari ke-6 kembali ke Pulau Wakai. dan kembali numpang di rumah Kepala Desa. besoknya melanjutkan perjalanan ke Pulau Kabalutan. merupakan sebuah kampung kecil yang berdiri diatas laut serta karang. disini saya menghabiskan waktu selama 2 hari dan menumpang disalah satu rumah penduduk setempat dari Suku Bajau.

setelah puas menikmati panorama alam di Pulau Kabalutan, hari ke-9 saya kembali menumpang kapal feri menuju Kota Gorontalo. melintasi perairan Teluk Tomini, sepanjang perjalanan kita akan melihat beberapa pulau cantik, diantara :
* Pulau Katupat
* Pulau Malenge
* Pulau Batudaka
* Pulau Talakoh
* Pulau Waleabahi

pukul 4 subuh di hari ke -9, saya sampai di pelabuhan laut Kota Gorontalo. rencana mau melanjutkan perjalanan menuju Kota Manado. karena bus berangkat jam 9 pagi, alhasil saya pun harus istirahat dan tidur di lapak-lapak kayu punya pedagang di pelabuhan ini sekedar melepas lelah 10 jam perjalanan laut.

paginya melanjutkan perjalanan darat menuju Propinsi Sulawesi Utara dan melintasi Danau Limboto, Kwandang, Boroko, Taman Nasional Dumoga Bone, Maelang, inobonto, Ongkaw, Amurang, dan sampai di Kota Manado malam hari. dengan menempuh perjalanan darat selama 10 jam.

hari ke-10 saya melanjutkan pengembaraan menjelajahi daerah-daerah di Propinsi Sulawesi Utara, seperti :
* Pantai Malalayang
* Pineleng
* Tinoor
* Tomohon
* Kasuang
* Danau Tondano
* Air Madidi
* Talawaan
* Mampanget

sempat bermalam di Kota Tondano. dan besok paginya kembali ke Kota Manado.

hari ke -12 berangkat dari Kota Manado menuju ke Kota Balikpapan.

#iniceritaku...

Sabtu, 06 Juni 2015

menjajal keindahan Danau 3 warna di puncak Gunung Kelimutu






sahabat, pasti tidak asing lagi kan mendengar atau membaca nama tempat ini ? ... yaah, Gunung Kelimutu yang saat ini sudah menjadi salah satu Taman Nasional di Indonesia. melihat keindahannya pasti sangat menggugah niat bagi siapa saja yang belum pernah kesana. dan bahkan bagi mereka yang sudah pernah kesana pun ingin kembali. kembali untuk menyaksikan panorama alamnya. sebuah Maha Karya Sang Pencipta di Bumi Nusa Bunga, sebutan untuk Pulau Flores.

kemasyurannya sudah banyak dikenal dimana-mana. pernah terukir indah dilembaran Rupiah, dan salah satu kartu pos di Negeri Sakura. pada musim-musim tertentu, ketiga Danau ini sering berubah warna.

Gunung Kelimutu berada diketinggian 1600 meter diatas permukaan laut. dan lokasinya di Desa Moni, Kabupaten Ende. walaupun Gunung ini tergolong pendek, namun suhunya cukup dingin menusuk kulit. siapakan jaket tebal, jika anda berencana berkunjung kesini.

bagi sebagian besar wisatawan, lebih memilih jalur dari Desa Moni. selain jalannya sudah bagus, jalur ini juga merupakan jalur resmi untuk menuju ke puncakanya. untuk mencapai ketempat ini bisa menggunakan kendaraan roda 2 dan roda empat. jika anda dari luar Flores, perjalanan udara melalui Maumere atau Ende. dengan lama perjalanan 2-3 jam.

bagi para petualang yang suka dengan tantangan, atau para pendaki Gunung, ada jalur lain yang lebih menantang. untuk mencapai puncaknya dengan berjalan kaki melintasi salah satu punggungan bukit di sisi Timur Laut.

dan saya pernah menjajal jalur ini, ketika melakukan pendakian di pertengahan Maret 2015.

Berikut adalah cerita perjalanannya :

* * * * * * *

masih pagi benar ketika kami memulai pendakian. dengan mengajak 3 orang pemuda penduduk setempat, kami yang berjumlah 8 orang mulai melangkah meninggalkan Kampung Nuapaji. salah satu pemukiman penduduk di pedalaman Flores Tengah.

track awal berupa tanah padat berdebu. dan masih melintasi perkebunan penduduk setempat, dan kami dipaksa untuk sering istirahat sekedar melepas penat. hawa panas mulai terasa, padahal masih jam 9 pagi.

"cuaca di Flores memang agak panas". begitu kata salah satu penduduk yang ikut dalam rombongan kami.

tak lama berselang, kami sampai disebuah tanah datar yang cukup luas. dikiri kanan jalan masih terlihat perkebunan penduduk. sejenak kami melayangkan pandangan ke arah jalan yang baru saja kami lewati. cukup terjal memang. untuk diketahui, jalur ini tanpa bonus. alias menanjak terus. penat sangat, apalagi kami melakukan pendakian di siang bolong.

dan kami kembali melanjutkan perjalanan melintasi tanjakan bak tak berujung. beban dipunggung terasa semakin berat. pakaian sudah basah dengan keringat. langkah kaki mulai melambat. beberapa kali terdengar teriakan "break ... break". dari teman-teman sesama pendaki. aahhh lama sekali rasanya melewati tanjakan ini.

pemandangan alam disini sangat memanjakan mata. nun jauh di sisi timur laut nampak Gunung Kelisamba berdiri dengan anggunnya bak menggapai langit. sementara dibawahnya membentang Laut Sawu nan membiru. Gunung Kelibara disisi Barat menjulang dihiasi rimbun hutan tropisnya. dan dibawah sana, membentang dengan indahnya petak-petak sawah nan menghijau bak permadani. aaahhh indah sekali berada disini. berdiri disini, kita juga bisa melihat Bukit, Gunung, Ngarai dan Lembah nan indah. sebagaimana mewakili panorama alam Tanah Flores yang mempesona.

sementara sang mentari kian beranjak diufuk barat. langit yang tadinya cerah, secara perlahan mulai gelap. pertanda senja akan segera datang. tapi kami masih disini. berkutat dengan tanjakan. tapi kami terus berjalan, dengan tenaga yang masih tersisa. dan tak lama kemudian, seiring tenggelamnya sang mentari, kami sampai di Desa Pemo. ini merupakan Desa terakhir. dan terletak persis dilereng Gunung Kelimutu.

"kita istirahat dan tidur disini saja. besok subuh baru jalan lagi". kata salah satu pemuda lokal yang ikut dengan rombongan kami. dari sini ke puncak perjalanan tinggal 1-2 jam lagi. begitu informasi yang kami dapatkan dari salah satu penduduk di Desa ini.

segera kami bagi tugas. pasang tenda, memasak dan ambil air minum buat bekal perjalanan besok subuh. karena lelah sepanjang perjalanan, selesai makan malam kami semua segera tidur dan kembali mengumpulkan tenaga buat perjalanan selanjutnya.

* * * * * * *

pukul 4 subuh kami kembali melanjutkan perjalanan. kali ini rombongan kami berjumlah 10 orang. kami sengaja mengajak 2 orang warga di Desa ini sebagai penunjuk arah. untuk mencegah supaya tidak salah jalan dan bisa terhindar dari bahaya lainnya. karena menurut informasi yang kami dengar, Gunung ini sangat mistis. dan merupakan tempat berkumpulnya arwah-arwah orang yang telah meninggal dunia. iiihhh merinding jadinya kalau dengar cerita tersebut.

dengan mengandalkan 2 orang penduduk Desa setempat, langkah kami terus menapaki jalanan tanah lunak. head lamp sebagai penerang terus menyala menghiasi gelapnya malam. beberapa kali kami berhenti sejenak mengikuti kata si penunjuk jalan. entah apa maksudnya kami tidak tau dan tidak menanyakannya.

sementara lantunan merdu Burung "Guru Giwa", memecah dikesunyian malam dibarengi dengan gemercik lembut suara pinus yang dihempas sang lembayung, membuat perjalanan kali ini lebih terasa indah. dan tepat pukul 5 pagi kami sampai di puncak Gunung Kelimutu sembari menanti datangnya dang mentari.

namun apa hendak dikata, langit diufuk timur cakrawala enggan menampakan rona jingga yang dinanti. kabut tebal menghiasi seisi area puncaknya. dan kamipun terpaksa harus menunggu hingga pukul 9 pagi untuk melihat keindahan ketiga Danaunya.

saat yang ditunggu pun tiba. perlahan kabut mulai hilang meninggalkan puncak. senyum merekah menghiasi wajah kami masing-masing. dan akhirnya kami bisa melihat dengan jelas keagungan Maha Karya Sang Pencipta.

Danau ini terdiri dari 3 buah kawah yang cukup luas. 2 kawah letaknya berdampingan, yakni Tiwu Ko'o Fai Nuwa Muri dan Tiwu Ata Polo. sementara 1 kawah lagi berada agak berjauhan yakni Tiwu Ata Bupu. dan untuk melihat ketiga Danau secara keseluruhan, kita tinggal menaiki anak tangga yang cukup panjang dan berakhir disebuah tugu yang cukup tinggi.

tapi tak lama berselang kabut kembali datang. menutup kembali area puncak dan sekitarnya. nampak rasa kecewa menghiasi wajah para sahabat.

"tak apalah, kan kita sudah liat tadi". ujarku menghibur.

"kalian datang masih musim hujan, disini masih banyak kabut kalau pagi hari". begitu kata salah satu penduduk Desa yang ikut dirombongan kami. nampak raut wajah kecewa menghiasi wajah para sahabat. tak apalah. kan kita sudah melihat

"kalau mau lihat matahari terbit dari puncak, biasanya musim kemarau. dan mulai bulan Mei - September". lanjut Bapak tadi.

tak apalah, begitu kata hatiku. yang penting kami semua selamat dan sukses dipendakian kali ini. serta kami bisa sampai dipuncak tanpa ada yang cidera.

setelah puas berfoto ria, kami segera kembali turun dengan segudang cerita perjalanan yang kami telah kami lalui bersama.



Rabu, 03 Juni 2015

terpesona dengan keindahan di puncak Gunung Prau





kabut tebal perlahan menghiasi bukit-bukit yang berjejer disisi timur. sempat khawatir juga, kalau saja cuaca tidak berubah, bakal turun hujan nantinya.

dan pagi itu hawa dingin seakan menusuk kulit, ketika kami sampai di base camp patak banteng pandakian Gunung Prau. nampak berkumpul banyak pendaki dari berbagai daerah diarea base camp ini. dibeberapa tempat terlihat pendaki-pendaki lain lain baru saja turun, dari raut wajahnya terlihat sangat lelah.

hari itu bertepatan dengan hari libur panjang, dan dimanfaatkan oleh pendaki-pendaki untuk menjajal salah satu Gunung di Propinsi Jawa Tengah ini.

kami pun segera masuk kedalam base camp, bergabung dengan pendaki lainnya. dan kembali membeli logistik dan lainnya sembari packing peralatan pendakian.

diawali Doa bersama, kami memulai pendakian dengan track awal menaiki anak-anak tangga yang terjal. cukup menguras tenaga, dan beberapa kali berhenti sebelum sampai di jalan setapak berupa batu-batuan kecil. tak lama berselang, sampailah di pos 1. sempat istirahat disini sesaat sebelum melanjutkan perjalanan. dan masih melewati ladang para penduduk setempat. menuju pos 2, kita akan menjumpai beberapa warung yang menjual makanan dan minuman ringan. lumayanlah buat mengisi perut yang lagi keroncongan.

perjalanan menuju pos 3, kita akan melintasi hutan pinus dengan track tanjakan yang mulai terjal. dengan medan berupa tanah lempung, disarankan hati-hati saat melangkah. apalagi jika sebelumnua tutun hujan ditempat ini.

dari pos 3, jalur pendakian semakin menanjak. jalur ini merupakan jalur terberat sebelum mencapai camping area. disarankan harus ekstra hati-hati. kami dipaksa untuk sering istirahat, karena lelah sudah semakin terasa.




karena banyaknya pendaki pada hari itu, kami terpaksa harus sering berhenti sembari memberi kesempatan kepada pendaki lainnya yang hendak turun secara bergantian.

dan diakhir tanjakan kita akan menjumpai jalan yang cukup landai, sebagai petanda tidak lama lagi akan sampai di camping area.

tak lama kemudian, nampak tenda-tenda pendaki lain sudah mulai mengisi dan berjejer disepanjang bukit ini. cukup banyak tenda yang sudah terpasang. sambil menanti tenggelamnya sang mentari, kami mulai pasang tenda dan memasak. mengisi kesibukan ditemaran senja yang mulai menyapa.

tapi apa mau dikata, mentari senja yang dinanti tak kunjung terlihat. dan diganti dengan guyuran hujan yang cukup deras membuat kami hanya berteduh didalam tenda saja bersama pendaki lainnya. tak apalah, mungkin kami harus segera tidur dan istirahat, menunggu datangnya sang mentari esok pagi.

* * * * * * *

suara riuh pendaki lain membangunkan tidur panjang kami, segera keluar dati tenda demi menanti saat-saat terbitnya sang mentari. diluar sudah berkumpul banyak pendaki dengan berbagai selebrasinya masing-masing.

tak lama kemudian, langit mulai terang. dari sini nampak pemandangan alam yang luar biasa indahnya. sebuah maha karya Sang Pencipta yang begitu mempesona dan memanjakan mata.







untuk mencapai puncak, perlu waktu 15 menit dengan melintasi tanjakan yang letaknya disisi utara camping area. ditandai dengan pohon pinus yang berdiri kokoh dan berjejer menghiasi tanahnya yang datar.

dari sini kita bisa melihat dengan jelas Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya. dan dikejauhan terlihat Gunung Slamet berdiri kokoh dengan sendirinya.




puas berfoto ria, kami segera kembali ke tenda. memasak, makan dan setelahnya packing kembali peralatan pendakian untuk kembali turun ke base camp Patak Banteng ...


menulis lagi


hampir sebulan lebih aku tidak menulis di blog. berawal dari rutinitas yang letih, lelah seharian beraktifitas membuatku enggan untuk mampir menulis disini.

aaaahhh, kenapa aku harus berhenti ?
sementara sejak awal aku ingin terus menulis dan menulis.
pikiranku terus berkecamuk. apa yang terjadi padaku ?
aku harus kembali memulai lagi menulis. dan berbagi tentang pengalaman hidup dan kisah petualanganku. karena aku yakin, disinilah aku bisa menuangkan semua cerita yang pernah aku lewati.

baiklah. sekarang aku akan memulai lagi, dan akan terus menulis walau apapun yang terjadi. mencoba mengingat kembali semua yang dilewati dengan melihat foto-foto perjalanan di albumku.

yaaahh. sekali lagi. aku harus kembali menulis. waktu sebenarnya bukan menjadi penghalang untuk terus menulis. aku yakin itu. dan sebenarnya berawal dari niat seseorang. dalam hal ini aku sendiri. percuma aku sudah meniti persahabatan dari nol, terus tiba-tiba berhenti menulis dan menghilang begitu saja.

lantas kemana sahabat-sahabatku akan mengenaliku, jika aku pergi tak ada berita ?

* * * * * * *

baiklah. semoga aku bisa terus menulis lagi seperti dulu. menyapa sahabat-sahabat tercinta lewat tulisan. kembali menjalin persahabatan tanpa henti, hingga akhir nanti.


Minggu, 03 Mei 2015

10 alasan mendaki Gunung


Naik gunung adalah aktivitas yang bagi sebagian orang dianggap membuang-buang waktu dan kurang kerjaan. Memang wajar kalau ada yang berpendapat demikian karna faktanya naik gunung memang tidak menghasilkan apa-apa jika dilihat secara kasat mata. Sudah begitu, naik memang bikin capek dan membuat energi terkuras

Buat kamu yang masih punya pikiran demikian sebaiknya segera ubah persepsi tersebut. Meski kelihatannya naik gunung cuma membuat badan jadi lelah dan kaki pegal, ada banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang bisa kita dapat dari naik gunung. Berikut ini adalah 10 alasan kenapa kamu harus naik minimal sekali seumur hidup

1. Naik gunung mengajarkan kita untuk fokus

Beberapa orang beranggapan bahwa pendaki gunung adalah orang yang tidak punya tujuan dan hidupnya terkesan berantakan. Padahal, sejatinya bukan seperti itu kenyataannya. Pendaki gunung justru adalah orang yang punya tujuan jelas yakni puncak gunung. Mendaki gunung juga mengajarkan kita untuk fokus pada satu tujuan. Jika saat mendaki kita harus tetap fokus untuk bisa sampai ke puncak, dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menggunakan konsep yang sama untuk fokus pada satu tujuan sampai tujuan itu benar-benar tercapai sebelum pindah ke tujuan yang lain

2. Mendaki gunung mengajarkan tentang hidup yang fluktuatif

Hidup ini memang seperti roda. Kadang diatas kadang dibawah. Mendaki gunung akan mengajarkan kita untuk memahami konsep hidup yang simple ini. Track pendakian tidak melulu lurus dan datar. Track pendakian terdiri atas tanjakan dan turunan. Ada saat dimana kita harus berjuang dengan peluh saat melewati tanjakan, ada saat dimana kita bisa berjalan lebih santai saat melewati track yang nenurun. Di dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering dihadapkan pada masalah yang serupa. Kadang santai kadang harus berpusing ria

3. Naik gunung mengajarkan kita untuk teliti dan cermat

Mendaki gunung juga dibutuhkan perhitungan yang cukup teliti. Misalnya saja kita harus bisa memperkirakan apakah perbekalan yang kita bawa akan cukup untuk survive selama beberapa hari. Kita juga harus mampu memprediksi waktu kapan kira-kira kita akan sampai pos pendakian untuk beristirahat dan mendirikan tenda. Perhitungan-perhitungan tersebut akan mampu mengajarkan kita untuk lebih teliti dan cermat

4. Mendaki gunung mengajarkan kita arti kesabaran

Jika kita sudah menetapkan puncak sebagai tujuan pendakian maka kita harus mau untuk bersabar. Kita harus bersabar untuk melangkahkan kaki, langkah demi langkah untuk bisa sampai ke tujuan: puncak. Sabar memang menjadi salah satu kunci seseorang untuk meraih kesuksesan. Namun tidak banyak orang yang benar-benar bisa menerapkan konsep kesabaran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mendaki gunung kita akan benar-benar bisa meresapi apa arti kata sabar yang sesungguhnya

5. Mendaki gunung mengajarkan kita arti perjuangan

Perjuangan dalam hidup, sekecil apapun itu, wajib untuk dihargai. Sebagai manusia terkadang kita lupa untuk memberikan penghargaan atas apa yang kita lakukan. Terlebih atas usaha orang lain. Kita sering kali tampak acuh dan tidak mau tahu tentang apa yang orang lain lakukan untuk kita. Mendaki akan membuat kita lebih peka terhadap perjuangan hidup. Apapun bentuknya

6. Mendaki gunung mengajarkan kita untuk lebih menghargai proses

Masih banyak orang yang ingin meraih kesuksesan dalam hidupnya namun tidak mau membayar atas kesuksesan tersebut. Masih banyak orang yang maunya cepat sukses tanpa mau melewati serangkaian prosesnya. Misalnya saja, banyak mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai bagus dalam mata kuliah tertentu namun tidak mau belajar. Ketika ujian ia lebih memilih menyontek teman atau yang lebih parah: menyuap bagian administrasi untuk menaikkan nilai mata kuliah tertentu

Apapun yang menjadi tujuan hidup kita, semuanya membutuhkan proses yang tidak gampang. Bahkan untuk makan mie instant saja yang jelas-jelas sudah “instant” kita masih harus memasaknya. Untuk bisa menikmati pemandangan indah dari puncak gunung kita harus mau untuk berproses. Mengayunkan kaki langkah demi langkah untuk bisa sampai ke puncak. So, nothing instant in this world

7. Mendaki gunung membuat kita lebih menghargai ciptaaan Tuhan

Pemandangan yang akan kita dapatkan saat naik gunung adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kalimat ataupun puisi seindah apapun!. Kamu tak akan semakir sadar bahwa ciptaaNya memang sungguh luar biasa. Saat sudah berada di puncak dan menikmati pemandangan yang indah, kamu akan semakin sadar bahwa alamnya ini sangat luas. Kamu juga akan semakin menghargai ciptaanNya ini dan berusaha untuk menjaganya demi anak cucu.

8. Mendaki Gunung Akan Menjadikanmu Pribadi Yang Ramah

Keramah-tamahan antar pendaki adalah hal yang sangat lumrah dijumpai saat pendakian. Meskipun baru pertama kali ketemu, pada pendaki tidak akan pernah merasa sungkan dan canggung untuk menyapa satu sama lain di track pendakian. Saat ada pendaki yang sedang berisitrihat, pendaki lain biasanya akan menyapa dengan ramah. Mendaki gunung akan menjadikan kamu menjadi pribadi yang lebih ramah dan bersahabat

9. Mendaki Gunung Mengajarkan Untuk Hidup Mandiri

Mau tidak mau, seorang pendaki harus hidup dengan perbekalan yang seadanya saat melakukan pendakian untuk bisa survive. Pendaki juga dituntut untuk tidak manja dan bisa menjaga diri sendiri. Hal ini akan membuat kita menjadi orang yang lebih mandiri. Saat mendaki kita akan belajar untuk bisa masak sendiri, melipat sleeping bag, packing dll. Ini akan membuat kita menjadi pribadi mandiri yang tangguh

10. Mendaki Gunung Akan Membuat Kamu Lebih Mecintai Indonesia

Indonesia adalah negara cantik dengan keindahan alam yang tiada duanya. Saat di puncak gunung kamu akan disuguhi oleh indahnya pemandangan alam yang mempesona. Sebagai contoh adalah indahnya pemandangan yang disuguhkan oleh puncak Rinjani. Hamparan biru danau Segara Anak serta Gunung Barujadi ditengahnya. Itu hanyalah sebagian kecil dari keindahan alam Indonesia. Tak heran jika banyak pendaki yang dengan bangga mengibarkan bendera merah putih ketika berhasil sampai ke puncak.


Minggu, 26 April 2015

Pulau Wakai : kampung kecil nan damai di Teluk Tomini


"ojek mas, ojek". teriak salah satu pemuda mengusik lamunanku, ketika langkah kaki ini perlahan meninggalkan pelabuhan. saya hanya melambaikan tangan sambil tersenyum, pertanda saya tidak berniat menggunakan jasanya. berjalan bersama penumpang lainnya yang baru saja turun dari Kapal Motor Penumpang Puspita Sari, membawaku berpijak di Pulau terpencil di perairan Teluk Tomini.
sesekali saya berhenti dan menoleh kebelakang, melihat keindahan panorama alam yang masih perawan menurut saya. bagaimana tidak, persis di depan pelabuhan laut yang kecil ini, berjejer gugusan pulau kecil berpantai pasir putih, dibeberapa tempat ada juga dihiasi bebatuan cadas.







sehari menjajal sisi selatan trans Pulau Dewata


perjalanan darat dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Padang Bai - Pulau Bali

* * * * * * *

ini adalah rangkaian perjalanan 14 hari berpetualang menjajal trans sisi selatan Indonesia ... (Jawa - Bali - Lombok - Gili Trawangan - Sumbawa - Gili Laba - Rinca - Flores )

# 4 - 18 Maret 2015 ...

* * * * * * *

" diberitahukan kepada para penumpang, bahwa saat ini kita sudah sampai di Pelabuhan Gilimanuk. silahkan turun dan jangan lupa membawa barang bawaan anda, jangan sampai tertinggal atau tertukar dengan penumpang lainnya ". suara petugas kapal sesaat membuyarkan lamunanku. bergegas saya turun dari kapal dan berdesakan dengan penumpang lainnya. hari masih pagi benar, sementara langit di ufuk timur cakrawala belum menampakan tanda-tanda terbitnya sang Mentari.

langkah kakiku terus berjalan menapaki jalanan setapak khusus untuk pejalan kaki. dan sesaat kemudian dari depan nampak beberapa petugas KP3, beserta personil TNI dan Polisi berdiri berjajar menghadang para penumpang dan kendaraan yang baru turun dari kapal. ternyata sedang ada razia KTP dan surat-surat kendaraan. untung saya bawa KTP, kalau tidak bakal panjang urusannya hehehe.

sempat lama menunggu disini. sembari menanti datangnya pagi, dan beberepa teman lainnya menjalankan Ibadah Sholat Subuh di Mesjid. setelah itu, kami segera keluar dari komplek pelabuhan, dan menunggu keberangkatan menuju ke Kota Denpasar. kendaraan yang kami tumpangi berupa mini bus, dengan bak belakang yang terbuka, membuat kami lebih leluasa melihat keindaham alam di Pulau Dewata ini.

ketika itu hari mulai terang, kendaraan kami mulai beranjak membelah jalanan. dari Gilimanuk, kami menuju ke Melaya dan melanjutkan perjalanan ke Candikesuma. disini kami berhenti sejenak, kami seakan terhipnotis dengan panorama alam pedesaan yang sangat memanjakan mata. persis dikiri kanan jalan nampak ladang pagi nan hijau membentang bak permadani. sementara nun jauh disisi utara, jejeran pegunungan menjulang menggapai langit dengan kabut tipis yang turut menghiasi lerengnya.

perjalanan dilanjutkan menuju Banyubiru - Kota Negara - Yehembang Kauh - Medewi. jika anda seorang penggiat olahraga Surfing, disini salah satu tempatnya. "Medewi Surfing Beach". riak gelombang khas Samudra Hindia siap memanjakan anda bermain bersamanya.

selain Medewi Beach, disisi selatan Pulau Dewata ini juga terdapat banyak tempat Surfing lainnya. sebut saja Soka Beach, Pasut Beach, Klating Beach. disini kita bisa melihat bahwa betapa indahnya Negri ini, Negri yang kita tinggal. sebuah Maha Karya Sang Pencipta yang layak untuk kita banggakan.

tanpa terasa, hari kian beranjak siang. kami melanjutkan perjalanan dari Antap menuju Bajera dan ke Kota Tabanan. perjalanan dilanjutkan menuju ke Ubung dengan melintasi Pura Sadha dan Pura Dalem Lukluk.

mengantisipasi supaya sampai di Pelabuhan Padang Bai tidak terlalu sore, kami kembali melanjutkan perjalanan. dari Ubung - Ketewel - Kampung Islam Kusumba - Klungkung dan Padang Bai.


Minggu, 22 Februari 2015

sisi lain kehidupan di perairan Teluk Tomini


... setelah melewati 2 hari bermain bersama ikan, karang dan koral di kepulauan Togean, saya segera berkemas dan berencana meninggalkan pulau kecil ini. pagi nan damai, diselingi canda tawa bersama wisatawan lainnya, kami beranjak dari cottage Black Marlin dan menuju pelabuhan kecil yang disediakan bagi para tamu yang berkunjung disini.

disini sudah menunggu speedboat berkapasitas 30 orang yang akan membawa kami ke Pulau Wakai, sebagai tempat transit. saya berdesakan dengan wisatawan asing lainnya. oiyah, mereka berasal dari berbagai Negara di Eropa. dari Inggris, Perancis, Britania Raya dan Polandia. saya mengetahuinya ketika ngobrol sebentar di pelabuhan. dan untuk selanjutnya, saya hanya mendengar ocehan mereka saja, tanpa tau artinya. maklum, masih minim bicara bahasa inggris hehehe.



pelabuhan laut Pulau Wakai


20 menit kemudian, kami tiba di pelabuhan Pulau Wakai dan berpisah disini. karena mereka akan melanjutkan perjalanan ke Gorontalo dan Manado. katanya sih mau ke Bunaken. hmmm, dasar bule. nggak ada puasnya menyelam.

masih di pelabuhan, tampak kesibukan mulai terasa. beberapa perahu motor kecil mulai merapat. sembari bongkar barang dagangan bersama perahu lainnya. saya penasaran dengan pemandangan ini. setelah mendekat dan bertanya pada salah satu penduduk setempat, saya akhirnya tau bahwa mereka sedang barter barang dagangan. nelayan dengan ikannya, sementara petani dengan hasil bumi dari kebunnya. hehehe. jadi ingat waktu travelling di Pasar Apung Kalimantan Selatan.

tampa terasa pagi kian beranjak pergi, sementara satu persatu perahu meninggalkan pelabuhan. saya segera mendekati salah satu nelayan menawarkan diri untuk menumpang perahu nya.

" Pak, mau ke pulau kabalutan yah ?. tanyaku kemudian

" iyah mas ". jawabnya sambil menguras sisa air didalam perahunya.

" boleh saya numpang Pak ". tanyaku kembali.

" boleh mas, tapi tunggu sebentar yah. saya mau beli minyak dulu.

... dan setelahnya, kami beranjak membelah laut. rupanya Bapak ini dari Suku Bajau. dan berdiam di Pulau Anam. katanya sih kalau mau ke Pulau Kabalutan harus melewati kampung beliau terlebih dulu.



nelayan Suku Bajau



dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk bisa mencapai Pulau Anam. sementara ke Pulau Kabalutan, harus menempuh perjalanan 1 jam lagi. hhhffft. modar sudah jadinya.
tapi jangan salah, panorama alam selama perjalanan sangat memanjakan mata. dengan lautnya yang dangkal, kita bisa melihat dengan jelas terumbu-terumbu karang beraneka warna menghiasi keindahan bawah lautnya.

matahari semakin tinggi, dan perlahan perahu yang saya tumpangi merapat di salah satu rumah penduduk yang berdiri bak mengapung diatas laut. setelah mengucapkan terimakasi, saya bergegas menaiki anak tangga. tujuan awalnya rumah kepala desa. lapor dulu maksudnya hehehe. setelah tanya sana sini, saya akhirnya menjumpai rumah kepala desa di pulau terpencil ini.



Pulau Kabalutan


cukup lama kami ngobrol, dan pada akhirnya Bapak kepala desa menawarkan saya untuk menginap di rumahnya yang sederhana. lumayan lah, bisa hemat biaya perjalanan hehehe.
panorama alam disini begitu indah, saya sengaja beranjak dan sembari menaiki salah satu pulau karang kecil yang berada di tengah kampung ini. dari sini kita bisa melihat secara keseluruhan daei rumah-rumah penduduk, pulau-pulau kecil disekitarnya dan aktifitas para nelayan yang sedang memperbaiki jala dan perahunya.




sunset Teluk Tomini


keindahan Pulau Kabalutan seolah menghipnotis saya, sehingga saya pun harus menginap 2 malam di rumah kepala desa. sembari menjelajahi bibir-bibir pantai nya yang berpasir putih. dan malamnya ikut dengan para nelayan mencari ikan ditengah lautan.



Jumat, 02 Januari 2015

5 tips rencanakan traveling di awal tahun



Backpacker Indonesia


Tahun baru, semangat baru. Termasuk, salah satunya adalah semangat untuk menjelajahi Nusantara atau dunia. Mari simak, 5 tips rencanakan traveling di awal tahun.

Di awal tahun, biasanya traveler punya banyak resolusi. Mungkin, salah satu resolusinya adalah lebih banyak melakukan perjalanan ke berbagai destinasi dalam dan luar negeri.


Berikut cara merencanakan perjalanan traveling Anda di awal tahun:

1. Catat hari-hari libur nasional

Segera buka kalender dan lihatlah ada berapa banyak hari libur nasional. Seperti contoh yang dalam waktu dekat, adalah hari libur Imlek pada tanggal 19 Februari 2015 mendatang.

Setelah itu, tentukan kapan Anda mau pergi traveling saat hari libur nasional. Anda yang berprofesi sebagai karyawan, tentu bisa mengajukan cuti lebih awal.

2. Rencanakan tabungan

Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Kegiatan traveling pun demikian, maka dari itu segeralah siapkan tabungan dari sekarang.

Anda harus lebih cermat menentukan pengeluaran, tentukan mana kebutuhan dan keinginan. Anda bisa memilih, mau menyisikan berapa persen dari gaji atau uang jajan, bagi traveler yang masih berstatus mahasiswa.

3. Lebih cermat berburu tiket promo

Kalau tahun lalu Anda malas-malasan berburu tiket promo, maka katakan tidak untuk tahun 2015 ini. Anda harus lebih cermat berburu tiket promo!

Caranya, lebih rajin melihat situs-situs maskapai penerbangan atau tiket kereta. Jangan lupa update beritanya melalui situs traveling, seperti detikTravel.

4. Panas-panasin teman untuk traveling

Traveling bersama teman dijamin lebih mengasyikan. Apalagi bersama teman-teman dekat, sudah pasti banyak pengalaman menarik yang bisa didapat.

Selain itu, tentu saja kalau lebih banyak orang, maka biaya traveling bisa lebih murah. Anda bisa saling patungan.

Yuk, ajak teman-teman terdekat untuk traveling!

5. Lebih banyak cari informasi mengenai destinasi wisata

Bali bukan cuma Pantai Kuta saja. Begitu pun Yogyakarta, bukan cuma Candi Prambanan saja. Ada banyak destinasi wisata baru dan keren yang orang jarang tahu.

Oleh sebab itu, baiknya Anda lebih banyak cari informasi mengenai destinasi-destinasi wisata. Masih banyak tempat yang belum terjamah di Indonesia atau pun mancanegara. Rajin-rajinlah buka situs traveling, atau berkumpul di komunitas traveler.