Jumat, 24 Oktober 2014

menjajal sisi selatan trans Kalimantan Timur


langkah kakiku perlahan menelusuri jembatan kayu kecil. sembari menggendong 2 buah ransel sarat beban, yang sengaja kuletakan didepan dan belakang punggung. disertai semilir lembayung pesisir, saya pun melipir di rumah-rumah kecil yang berdiri berjejer bak mengapung di laut. berdiri disini, didepan nampak lautan membiru. membentang disisi kiri dan kanan. sementara nun jauh didepan sana, nampak daratan yang terlihat kecil. inilah Teluk Balikpapan. letaknya berada dipinggir Kota Balikpapan, salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Timur.

setelah menunggu beberapa lama, speedboat yang akan saya tumpangi perlahan merapat dipelabuhan kecil ini. sebelumnya saya harus menuruni beberapa anak tangga. cukup licin sih tangganya. harus ekstra hati-hati, karena tangga ini sering basah terkena air laut ketika pasang.


Pelabuhan Speedboat


pelabuhan kecil ini letaknya bersebelahan dengan Pelabuhan Laut Pelni "SEMAYANG". tidak heran, jika disekitanya nampak kapal-kapal besar yang sedang bongkar muat barang. pelabuhan ini merupakan akses untuk penyeberangan menuju ke Kabupaten Penajam. cukup ramai menurut saya. dengan adanya perahu-perahu kecil yang menambat rapi di sekitar pondasi rumah-rumah terapung.




ransel segera kumasukan kedalam speedboat. dan teriakan si motoris memecah diantara debur ombak yang menghempas badan speedboat berkapasitas 5 orang penumpang ini.
"lanjut Pak". sahutku kemudian. dan setelahnya raung mesin dibelakangku nyaring terdengar sembari speedboat ini perlahan meninggalkan pelabuhan.




pemandangan alam disini sangat indah. dikejauhan nampak kapal-kapal tanker sedang berlabuh menghiasi sisi lain Teluk. laut nan membiru seakan menggoda mata saya untuk selalu menatap lebih lama. sesekali speedboat yang saya tumpangi mengurangi kecepatan, ketika berpapasan dengan perahu kecil dan speedboat lainnya.




15 menit kemudian, speedboat yang saya tumpangi sampai di pelabuhan Penajam. dan saya segera turun sambil mengambil ransel. bergegas kembali menelusuri jembatan kayu kecil menuju daratan.
disana telah menunggu sopir travel, yang akan menghantar saya ke Batu Kajang, salah satu Kota Kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara, wilayah Propinsi Kalimantan Timur.

menuju ke Kota kecil Batu Kajang, kita akan melewati jalan trans antar Propinsi Kaimantan Timur dan Kalimantan Selatan. awalnya jalan yang dilewati cukup mukus dan lebar. tapi setelah 1 jam kemudian, kita akan melintasi jalanaan sempit dan banyaknya batuan lepas yang tersebar hampir disepanjang perjalanan. dibenerapa titik nampak sedang dilakukan perbaikan, sedikit menggangu perjalanan, karena kita harus mengantri untuk melewatinya. apalagi disertai dengan banyaknya kendaraan yang melintas.

dikiri kanan jalan nampak perkebunan kelapa sawit yang menghiasi hampir di sepanjang perjalanan. rumah-rumah penduduk terlihat jarang disini. karena daerah ini jauh dari keramaian. hampir 4 jam perjalanan darat untuk bisa sampai di Batu Kajang. lelah sangat. banyaknya belokan dan jalanan nan terjal, memaksa si sopir harus ekstra hati-hati.
dan di ujung tanjakan yang bisa disebut " Bukit Rambutan", didepan kita akan terlihat sebuah Kota kecil ditengah belantara. kesan pertama setelah sampai disini, Kota ini cukup bersih. dengan banyaknya kendaraan yang melintas di salah satu Kota Tambang Batubara ini. dari sini, dibutuhkan waktu 2 jam lagi untuk menuju ke perbatasan Kalimantan Tengah.



Jumat, 17 Oktober 2014

secercah asa dilangit Borneo





dan aku disini. berpijak dikaki langit. pada sebuah tanah daratan nan luas membentang. pada salah satu Pulau terbesar di Neg'ri tercinta. Borneo. yah, nama lain dari Pulau Kalimantan. tempatku mengais rejeki, mengais selaksa mimpi, tuk' mencari kehidupan yang lebih layak, demi mengumpulkan lembar demi lembar Rupiah.

10 tahun sudah aku disini. minum airnya, makan makannya, menjelajahi tapak demi tapak jalanannya, berbaur dengan penduduknya, meresapi setiap kisah perjalanan hidup yang pernah ku lalui. diantara canda dan tawa, tangis dan airmata, mengalir tanpa henti tuk mengisi serambi jiwa insani.

beberapa waktu yang lalu, langit Borneo terselubung kabut pekat dalam rentan waktu yang cukup lama. karena kebakaran hutan dan lahan gambut di beberapa tempat, yang membuat akses transportasi udara, air dan laut terhambat. imbasnya sangat terasa bagi kami yang bermukim disini. terganggunya rutinitas pekerjaan, yang mengharuskan kami ekstra hati-hati ketika akan melangkah meninggalkan rumah. semuanya berlalu begitu cepat, semakin hari kabut semakin tebal menghiasi langit. kami tak sendiri. bahkan burung-burung pun enggan bernyanyi, angin seolah enggan datang walau sekedar menghempas ilalang nan kerontang. Matahari seakan enggan menampakan wajahnya, sementara rembulan pun seolah tidur menemani pekatnya malam.

walau entah kapan kabut pekat akan sirna di telan cakrawala. walau langit belum menjanjikan kapan akan menghalau kabut yang menghadang. seolah-olah hidup diantara kubangan asap.


dan kini, setelah hampir 3 Minggu . . .

harapan itu perlahan mulai nampak. ketika aku mendengar seruan "Alhamdulilah", yang keluar dari mulut sahabat-sahabatku, kala rintik-rintik lembut sang tirta kembali membasahi bumi. ketika semilir hembusan lembayung menghempas pucuk-pucuk dedaunan, mengusir petak demi petak kabut di cakrawala. dan sang Mentari pun perlahan mulai menampakan wujudnya. langit perlahan mulai membiru. nun di pucuk pepohonan nan tinggi, burung-burung kembali menari dan bernyanyi dengan riangnya.

dan ku berharap, langit Borneo kan selalu biru. selalu menantikan datangnya Pelangi, setelah badai pergi. merindukan hembusan angin dan terbang burung-burung. serta kemilau bias sang Mentari. biar kulukiskan semuanya di dinding kamar, tentang indahnya tanah yang ku pijak dan kudiami.


Senin, 13 Oktober 2014

pendakian Gunung Merapi via Jalur Selo


hawa dingin semakin terasa, ketika saya keluar dari kendaraan kecil yang baru saja mengantarkan saya dan rombongan dari Jakarta sampai di kampung kecil di kaki Gunung Merapi. tak ingin menunggu lama, saya segera mengambil carrier yang segede gabang, dan menepi disalah satu teras sebuah warung makan yang masih tertutup rapat. sekilas saya melihat jam di tanganku, tepat pukul 4 subuh. ahhh masih pagi benar. nampak jalanan masih sepi, dan nyaris tak ada satu pun kendaraan yang melintas. padahal jalan raya ini sebagai penghubung antar kota, Boyolali - Magelang yang persis melintas di kaki Gunung Merapi dan Merbabu. tak banyak yang bisa dilakukan, selain ngobrol ngolor-ngidul sambil mengusir hawa dingin khas pegunungan yang menusuk kulit.
"Bu...Bu, bangun Bu". seru salah satu sahabatku kembali terdengar, sambil mengetok pintu warung tersebut. entah sudah berapa kali panggilan itu terus dilakukan. memang nasib belum beruntung. hehehehe.
tak lama suara Adzan dari sebuah Masjid mulai terdengar, dan bersamaan dengan suara derik pintu yang dibuka dari dalam, melegahkan hati saya dan rombongan. sesosok tubuh wanita tua pun muncul dari dalam warung disertai dengan senyumnya yang ramah.

"maaf Nak, Ibu baru bangun. dan ini masih terlalu pagi, biasanya Ibu belum bangun. tapi tadi Ibu dengar suara banyak orang di luar". kata Ibu tadi.

"nggak apa2 Bu, kami mau minta tolong buatin minuman hangat saja dan makan juga Bu. kami semua dari Jakarta, dari tadi kami di sini". jawab salah satu temanku.

"masuk saja Nak, Ibu mau nyalakan tungku dulu". kata Ibu itu sambil berlalu dari hadapan kami.

ini merupakan salah satu warung yang berada di Kecamatan Selo. letaknya berdekatan dengan Pos Polisi dan jalan setapak menuju Base Camp jalur pendakian Gunung Merbabu. sementara Base Camp jalur pendakian Gunung Merapi letaknya agak jauh lagi dari warung ini. sebenarnya kendaraan bisa sampai ke Base Camp, tapi karena kesepakatan awal dengan sopir travel bahwa kami minta diturunkan di warung ini. dari sini dibutuhkan waktu 20 menit berjalan kaki untuk bisa sampai ke Base Camp Gunung Merapi.


gerbang masuk Gunung Merapi


menuju ke Base Camp dengan melintasi jalan raya berupa tanjakan yang terjal, cukup menguras tenaga. apalagi hari sudah beranjak siang dan disertai terik mentari membakar kulit. cukup lama istirahat disini. sambil mengemas kembali barang bawaan. dan tepat pukul 3 sore kami mulai melakukan pendakian. trek awal masih melintasi ladang para penduduk khas daerah pegunungan. beberapa kali berpapasan dengan penduduk yang baru pulang dari ladang. kondisi tanah yang berdebu cukup menyulitkan saya untuk berjalan lebih cepat, apalagi di kiri jalan beberapa titik jurang yang dalam turut menghiasi jalur ini. sedikit saja lengah, tamat sudah riwayat.
"hati-hati, awas jurang di kiri". kata-kata itu sering terdengar, untuk mengingatkan teman yang berada dibelakang. 90 menit berjalan, sampailah kami di Pos Shelter 1, ditandai dengan adanya sebuah bangunan kecil yang berdiri di kanan jalan. disini kami berpapasan dengan 2 orang wanita penduduk Desa setempat yang akan pulang setelah mencari rumput-rumput liar untuk makanan ternak.


Wanita-Wanita perkasa dari lereng Gunung Merapi


diantara rombongan kami, ada 3 orang wartawan media sosial dari Jakarta. dan mereka pun langsung mengabadikan momment tersebut dengan kamera. sungguh perkasa Wanita-Wanita ini, hampir tiap hari naik-turun Gunung dengan memanggul muatan yang sarat beban.

kembali beranjak dan menelusuri jalur yang semakin menanjak dan berdebu, membuat kami semakin sering berhenti dan istirahat sejenak. lelah. penat. itu sudah pasti. keringat dingin mulai membasahi wajah dan seluruh badan. hampir 2 jam lamanya, kami baru bisa sampai di Pos Shelter 2. hari telah beranjak senja. dan matahari pun sesaat lagi akan pergi dan menghilang di ufuk barat. dari Pos Shelter 2, jalur semakin menanjak. dan kian terjal dari sebelumnya. kondisi jalur berubah, dari tanah menjadi jalur berbatu. seringkali dagu dipaksa untuk menyentuh lutut. banyaknya batu-batuan lepas di tengah jalur, membuat saya harus lebih berhati-hati lagi untuk terus melangkah. disini nyali kita diuji, seberapa kuat kita sabar dan terus berjalan melewati jalur-jalurnya. seringkali juga carrier dihempas begitu saja ke tanah, beratnya beban semakin menambah lelah. nafas seakan mau putus sudah, disertai keterbatasan jarak pandang yang kian membuat nyali kita ciut. hanya orang-orang bermental baja dan berjiwa petualang saja yang berani mengambil resiko untuk mendaki di terjalnya jalur ini. terus berjalan di kelamnya malam, merangkak di salah satu punggungan dengan tanjakan yang nyaris tak berujung. tak ada kata lagi yang terucap. hanya Doa dan terus ber-Doa, semoga dikuatkan agar bisa terus berjalan.

dan harapan itu mulai nampak, ketika sayup-sayup terdengar panggilan dari salah satu sahabat yang berada di depan kami.
"Pos Tugu 1". suara itu seakan membakar semangat kami untuk kembali melangkah menapaki jalanan terjal ini. dan tak lama kemudian, akhirnya kami sampai di sebuah tempat di sisi kanan jalan si balik sebuah batu besar. tanah lapang ini hanya mampu menampung 2 buah tenda saja. kami segera membangun tenda disini dan memasak untuk makan malam. aaahhhh lelah sangat. ingi rasanya segera masuk tenda dan tidur secepatnya.


. . . . .  pukul 6 esok pagi nya.


"woooeee bangun bangun . . ." teriak salah satu teman membuyarkan lamunanku. dan kami segera mendekatinya sembari bertanya apa yang terjadi. dia hanya menunjukan tangannya ke arah belakang tenda kami. astagaaaaa..... dan ternyata persis dibelakang tenda dan nyaris tak ada jarak terdapat sebuah jurang yang sangat dalam. saking dalamnya, dasar jurang itu pun nyaris tidak terlihat. hanya dihalangi ilalang liar dan beberapa pohon Cantigi saja disisi luarnya. kami semua hanya terdiam. karena memang malam sebelumnya kami tidak bisa dalam jarak yang jauh. tapi, panorama alam disini sangatlah indah. dan pemandangannya sudah mulai terbuka. puncak Gunung Merapi sudah terlihat dengan jelas. disisi lain Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing nampak dengan anggunnya menghiasi pagi nan damai.


view dari Pos Tugu 1


view dari Pos Tugu 1


hari pun beranjak siang, ketika kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Camp Area Pasar Bubrah. jalur masih menanjak, dihiasi batuan lepas menghampar tak beraturan ditengah jalan. rasa lelah seakan terobati, karena mata kita dimanjakan dengan panorama alam yang sangat indah. dibelakang kita nampak Gunung Merbabu seolah dekat sekali di depan mata. berhati-hatilah ketika kita berada di jalur ini. di kiri-kanan jalan jurang nan dalam siap menyambut, jika kita lengah.
beratnya beban tak menyurutkan langkah kakiku untuk terus berjalan. dan tak lama kemudian, saya dan rombongan sampailah di Pasar Bubrah. belum banyak pendaki mendirikan tenda disini. karena hari masih siang. dan disarankan, pasang tenda disamping batu-batu besar di sekitar area ini, untuk menghindari terpaan angin secara langsung.


Camp Area "Pasar Bubrah"

segera kami bagi tugas. pasang tenda, masak dan cari kayu bakar. siapkan dan pakai baju hangat yang tebal, karena suhu udara disini sangatlah dingin menusuk kulit.
selesai makan malam, kami semua pun segera tidur untuk persiapan summit besok subuhnya.

.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .

dering alarm handphoneku nyaring terdengar mengusik subuh nan damai. diluar tenda suara gaduh sahabat lainnya kian terdengar seraya memanggil yang lain agar segera berkumpul sebelum pendakian menuju puncak. nampak dikejauham lampu-lampu senter pendaki lain kelap-kelip menghiasi lereng Gunung. dan kami segera memulai pendakian terakhir ini, dengan melintasi medan berpasir tebal. disini kita harus banyak bersabar untuk melangkah. dengan kata lain, naik 3 langkah terus melorot 2 langkah. begiru seterusnya. beberapa kali saya dipaksakan untuk berbaring diatas pasirnya karena lelah yang sangat merasut raga. dibutuhkan waktu hampir 2 jam untuk bisa mencapai puncaknya.

dan rasa lelah akan terbayar ketika kita sampai di puncaknya. sembari menanti momment terbitnya sang mentari dari ufuk timur cakrawala.











tak bisa lagi dilukiskan dengan kata-kata, ketika kita berada disini. nampak dikejauham lampu-lampu kota menghiasi tanah datar nan luas membentang. sisa-sisa keganasan meletusnya tahun 2010 terlihat jelas di bibir kawah yang terjal. sesekali terdengar letusan yang berasal dari kawah mengagetkan kami semua. dan disarankan jangan berlama-lama berada diatas puncak. asap beracun dari dalam kawah sangatlah berbahaya, menjaga kemungkinan jikalau angin berubah arah dan menuju ke puncak.



Minggu, 05 Oktober 2014

cara hemat menuju Gili Trawangan







dari Lombok bisa di tempuh melalui Pelabuhan Bangsal, namun Anda jangan membayangkan pelabuhan bangsal ini sebesar pelubuhan Tanjung Priok Jakarta atau Tanjung Perak di Surabaya. Sepintas pelabuhan ini seperti pantai biasa yang terdapat beberapa bangku yang biasa digunakan penumpang menunggu keberangkatan kapal menuju Gili Trawangan. Untuk menuju Pelabuhan Bangsal kalau dari senggigi membutuhkan waktu sekitar 40 menit berkendara. Sedang untuk memulai jalan jalan murah ke Gili Trawangan Anda harus menuju Bali.


Gili Trawangan merupakan destinasi utama dari tiga Gili atau pulau yang menawarkan pemandangan sangat eksotis di Lombok, yakni Gili Trawangan sendiri yang merupakan pulau terbesar kemudian terdapat dua gili lagi yaitu Gili Air dan Gili Meno. Di pulau Gili Trawangan nuansa pestanya kental terasa dari pada Gili Air dan Gili Meno. Di daerah ini wisatawan lokal maupun mancanegara saling beradu ketangkasan main diving dan snorkeling serta berselancar dan bermain kayak.


Untuk menuju Gili Trawagan kalau dari lombok bisa ditempuh melalui Pelabuhan Kodek dan Pelabuhan Bangsal. Sedang untuk menikmati pulau yang sangat cantik ini wisatawan haruslah menjelajah dengan jalan kaki atau sepeda ghoes yang banyak disewakan penduduk setempat, karena di zona pulau yang memiliki panorama alam sangat indah ini oleh pemerintah setempat tidak diberi izin untuk kendaraan bermotor. pastinya Anda bisa membayangkan selain kejernihan airnya tentunya udara di daerah ini juga bebas polusi.


DARI LOMBOK KE GIRI TRAWANGAN ;

Kalau Anda berniat mengunjungi Gili Trawangan dari Lombok dengan ongkos murah meriah, Anda bisa menggunakan taksi atau sejenisnya menuju Pelabuhan Bangsal ini. Namun taksi yang anda tumpangi tidak diperbolehkan memasuki pelabuhan, biasanya wisatawan akan diturunkan di terminal yang berjarak sekitar 300 meter dari pelabuhan. Untuk menuju pelabuhan Anda bisa berjalan kaki, tapi kalau bawaan Anda membebani perjalanan, Anda bisa sewa kereta Cidomo (Andong, Dokar) yang banyak mangkal di sekitar terminal yang oleh masyarakat setempat biasa disebut Stasiun.


HARGA TIKET KAPAL ;

Ongkos kapal dari pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan sekitar Rp 18 ribu/orang, namun Anda mesti banyak bersabar, karena kapal yang biasa dipergunakan transportasi utama penduduk setempat menuju Gili Trawangan ini baru berangkat setelah penumpangnya penuh, rata rata kapal disana kecil berkapasitas sekitar 20 penumpang. Solusinya kalau Anda termasuk orang yang tidak sabaran dan berangkatnya rombongan bisa sewa perahu yang mangkal disekitar Pelabuhan dengan ongkos sekitar Rp 250ribu sekali jalan. Tentunya ini adalah alternatif cara hemat ke Gili Trawangan yang bisa Anda pertimbangkan, maka sebaiknya kalau mau jalan jalan ke sana memang lebih murah kalau rombongan.



YANG HARUS DI PERHATIKAN DI PELABUHAN BANGSAL ;

Pelabuhan Bangsal ini memang dikenal salah satu pelabuhan termurah menuju Gili Trawangan. Karena sebenarnya pelabuhan ini adalah pelabuhan reguler yang menyediakan layanan angkutan laut untuk penduduk dari senggigi menuju Gili Trawangan. Sering terdengar keluhan terjadi penipuan yang dilakukan penghuni Pelabuhan kecil ini yang menimpa wisatawan, khususnya wisatawan Asing yang biasanya langsung disong song kelompok tersebut begitu turun dari kendaraan. Sebaiknya Anda hati hati bila menemui orang semacam ini. Kalau Anda mau nyaman dan aman alternatifnya bisa naik kapal menuju Gili Trawangan dari pelabuhan Teluk Kodek. Tentunya ongkosnya lebih mahalan seperti carter kapal dari pelabuhan Bangsal tersebut. pelabuhan Teluk Kodek ini adalah pelabuhan utama fast boat dari Bali yang menuju Gili Trawangan dan Lombok.



HOTEL MURAH DI GILI TRAWANGAN ;

Sebagai destinasi utama di pulau Lombok, Pulau Gili Trawangan sudah dilengkapi hotel berbintang mulai dari bintang 1 hingga bintang 5. Rata rata penginapan dari jenis bungalo dan resort maupun hotel di pulau ini termasuk harga tinggi, namun Anda tidak usah kawatir karena dalam perburuan harga murah untuk penginapan di Gili Trawangan masih ditemukan hotel bintang 2 yang memberi diskon harga untuk wisatawan permalammya hanya Rp 289 ribu.



Sabtu, 04 Oktober 2014

Indonesiaku





jauh sebelum aku memulai tulisan ini, aku hanya mengenal Indonesia karena nenek moyangku orang Indonesia. kemudian aku lahir, dibesarkan dan tinggal di Indonesia. hanya sebatas itu.


namun seiring berjalannya waktu, dan mulai mengenyam bangku pendidikan, secara perlahan mulai membuka mata untuk lebih luas mengenal dan belajar tentang negri ini. menyanyikan Lagu Indonesia Raya, belajar tentang keanekaragaman Suku, Adat, Budaya dan Masyrakatnya dan belajar tentang rasa cinta akan tanah air tercinta.

" kita tinggal di negri yang kaya akan budaya, alam yang indah, hutan yang luas, kaya akan hasil laut, gugusan pulau-pulau dari Sabang sampai Marauke, masyarakatnya ramah dan pekerja keras. "

kata salah satu pengajarku waktu masih di Sekolah Dasar. aku masih mengingatnya. dan memang demikian adanya. kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi, sungguh sangatlah melimpah. berikut adalah beberapa ulasan, bahwa betapa kayanya negri yang kita huni selama ini ;



Tambang Emas di Timika, Papua


merupakan tambang emas dengan kualitas terbaik. selain itu ditempat ini juga ada tembaga, dan uranium.


kandungan gas alam di blok Natuna


Hutan tropis


kita memilliki Hutan tropis yang besar seperti di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. dengan keanekaragaman flira dan fauna yang menghuni hutannya.


Laut yang luas


salah satu hasil Laut


selain itu, negri ini terdapat banyak Gunung-Gunung berapi. sehingga membuat tanahnya menjadi sangat subur. dengan berada persis di garis khatulistiwa, sehingga akan banyak disinar matahati dan hujan.







salah satu hasil bumi






negri ini juga memiliki pemandangan alamnya yang sangat eksotis, dan tidak dimiliki oleh negara-negara lainnya. diantaranya ;


Raja Ampat di Papua



Candi Borobudur



Danau Kelimutu



Taman bawah Laut


selain itu kita juga memiliki keanekaragaman adat dan budayanya yang tersebar di seluruh pelosok negri ini.



Rumah Adat Minangkabau



Suku Ende Lio



Kampung Adat Benna



dan masih banyak lagi keindahan alam, serta adat dan budaya yang ada di negri ini. sudah sepatutnya kita bangga, bahwa kita memiliki segalanya. sembari menjaga, melindungi dan melestarikan semua yang terkandung dan semua yang ada di negri ini.

* * * * *

Indonesia Tanah Air Beta
pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
s'lalu di puja-puja Bangsa

disana tempat lahir Beta
dibuai dibesarkan Bunda
tempat berlindung dihari tua
sampai akhir menutup mata


* * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Jumat, 03 Oktober 2014

Tips Solo Traveling






Jadi solo traveler? Siapa takut! Kenapa harus menunggu bareng teman-teman kalau jadwalnya tidak sama? Yang ada malah tidak jadi traveling. Bahkan beberapa orang lebih nyaman solo traveling ketimbang harus bareng dengan teman atau menggunakan jasa travel agent. Alasan orang ber-solo traveling biasanya sangat sederhana, yakni merasa bebas dan menikmati waktu. Namun ada pula yang harus diperhatikan.

Berikut tips bagaimana agar solo traveling menjadi nyaman, aman, dan pastinya jadi pengalaman yang tak terlupakan!

1. Cari Informasi
Sebelum traveling, ada baiknya jika mencari informasi tentang destinasi wisata yang akan kunjungi. Banyak media online yang memberikan informasi tentang berbagai macam destinasi wisata baik di Indonesia maupun di luar negeri. Review tempat wisata, atraksi, budaya, kuliner, hingga biaya yang harus dikeluarkan.

2. Biaya Perjalanan
Setelah mendapatkan informasi, sesuaikan lah biaya perjalanan  sesuai budget dan kemampuan. Sebaiknya jangan melebihi budget. Bandingkan transportasi dan akomodasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah namun tetap nyaman.

3. Itinerary
Buat daftar destinasi  yang akan dikunjungi, lengkap dengan jam, rute, kegiatan dan alat transportasi yang harus digunakan. Meskipun solo traveler, dengan adanya jadwal kunjungan, liburan akan lebih efektif dan efisien dan terhindar dari waktu terbuang percuma.

4. Tiket Promo
Hotel dan pesawat biasanya selalu memberikan harga promo pada saat-saat tertentu. Manfaatkanlah untuk menekan budget. Untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat, sebaiknya berlangganan situs booking hotel dan booking tiket pesawat online.

5. Cari Teman
Solo travel membuat seseorang leluasa mencari teman baru. Jika bertemu tarveler lain yang juga sendirian, berkenalanlah. Kita bisa melanjutkan perjalanan bersamanya bila cocok. Tapi jika tidak, itu tidak masalah karena kita bisa tinggalkan ia kapan pun.

7. Senyum
Senjata ketika melakukan perjalanan sendirian. Saat membutuhkan bantuan dari warga sekitar, tunjukkan sikap ramah dengan senyuman.

8. Sedia Obat Pribadi
Sakit  saat traveling, adalah kemungkinan terburuk yang tidak diinginkan. Tak salah jika siap mengantisipasi hal ini. Sakit sangat riskan ketika melakukan perjalanan sendirian, karena tidak ada teman yang mendampingi memberikan pertolongan. Sangat disarankan untuk tidak lupa membawa obat-obatan pribadi. Terlebih jika menderita alergi atau penyakit khusus yang dapat kambuh.

9. Baca Peta
Membuka peta sah saja Tapi ada baiknya tidak terlalu mencolok ketika membuka peta, agar tidak menyita perhatian. Gunakam smartphone untuk mengunduh aplikasi seperti TripAdvisor, Waze, Google Map, atau aplikasi lainnya yang menyediakan peta offline.

10. Dokumen Pribadi
Agar perjalanan tetap aman dan nyaman, sebaiknya melengkapi diri dengan dokumen dokumen pribadi yang diperlukan. Jika ke luar negeri otomatis passport dan atau visa harus tersedia, selain itu sebaiknya juga tetap membawa identitas pribadi seperti KTP.

11. Bahasa dan Budaya Lokal
Jika bepergian ke daerah, sebaiknya kuasai bahasa dan budayanya. Misalnya ucapan terima kasih dalam bahasa lokal. Selain itu hal ini juga akan membantu untuk berinteraksi dengan penduduk setempat. Misalnya nanya jalan atau menawar ketika belanja.

12. Tidak Melamun
Melamun bisa mengundang orang lain untuk memanfaatkan kita. Bawalah buku untuk mengisi waktu jika sedang menunggu. Jika ada orang lain di sekitar kita, ajaklah berbicara. Kita bisa mengisi waktu dan menggali informasi dengan cara ini.

13. Lengkap
Siapkan segala macam perlengkapan yang mungkin dibutuhkan, seperti kamera, baju ganti, perlengkapan pribadi, tas yang sesuai. Buatlah cek list untuk menghindari barang yang tertinggal. Dengan rencana yang matang, pergi solo traveling tentu akan lebih menyenangkan.


*******

bagaimana sahabat traveler, siapkan diri anda untuk berpetualang seorang diri . . .



Kamis, 02 Oktober 2014

Sumat'ra Barat - Done


langkah kakiku terhenti disini. yahh, disini. ketika senja kian beranjak pergi meninggalkan rona jingga di ufuk barat cakrawala. seuntai kembang yang tergeletak bebas dijalan itu seakan jadi saksi bisu, betapa beratnya hatiku meninggalkan tanah ini. tanah yang baru beberapa hari ini kujelajahi, tanah yang telah memberikan pelajaran berharga dalam hidupku. tanah yang memberiku wawasan tentang arti dari cinta kepada sesama manusia, cinta kepada Neg'ri ini, dan cinta pada Sang Pencipta.


jauh-jauh hari sebelum aku ke Ranah Minang, terpikir olehku, akan perbedaan Budaya, Adat-Istiadat serta keyakinan yang dianut masyarakat disana yang mayoritas ber-Agama Islam. mungkinkah mereka mau menerimaku untuk melihat dan menjelajahi Neg'ri yang baru pertama kali ini aku singgahi ?, sementara aku seorang Nasrani. namun perbedaan itulah yang telah banyak sekali memberi pelajaran padaku, bahwa kita semua adalah sama :
Satu Nusa. Satu Bangsa. Satu Bahasa. Indonesia.


20 Agustus 2014. pertama kali menginjakan kaki di Ranah Minang. entah kemana aku harus memulai melangkahkan kakiku. hari pertama di tanah orang. sendiri. memanggul ransel yang menempel erat dipunggungku. sembari berjalan mengikuti semilir angin yang berhembus.

menelusuri hampir semua pelosok Ranah Minang, sebenarnya bukan tujuan awalku. karena sebelumnya aku hanya ingin mengunjungi beberapa tempat wisata saja. tapi kehidupanlah yang membawaku begitu jauh, dan semakin jauh menjelajahi tanah ini. hari-hari selanjutnya membuatku semakin yakin untuk terus berjalan kaki, entah sudah berapa kilometer yang kulewati. aku hanya ingin dekat, dan berbaur dengan masyarakatnya yang begitu ramah. apalagi setelah mereka tau bahwa aku hanya seorang diri, dan berasal dari Pulau yang cukup jauh.

seringkali aku dihadapkan pada satu pertanyaan dari penduduk-penduduk sekitar yang kutemui :

" kamu berani yah pergi seorang diri. sampai jauh-jauh datang kesini ".

sebagai balasannya, aku hanya tersenyum. biarlah mereka sendiri yang mengartikan senyumanku itu.

seringkali aku menerima kebaikan-kebaikan selama pengembaraanku di tanah ini, dan pastinya akan selalu kuingat sepanjang jalan kehidupanku di dunia ini.


*****
tentang kebaikan seorang pengurus salah satu Mesjid di Kota Bukitinggi, yang merelakan kamar tidur kecilnya kepadaku untuk menginap.

*****
seorang Bapak pemilik kendaraan L-300, yang dengan ikhlas mengantarku dari Lembah Harau ke Kelok Sembilan.

*****
Pak Ustad pengurus salah satu Mesjid di pinggir Danau Singkarak. dari Beliau aku diberikan bekal perjalanan berupa ceramah singkat. sambil menepuk bahuku, dan dengan lembut Beliau berkata ;

" Nak, teruslah mengembara untuk mencari nilai-nilai hidup yang lain, diluar dari nilai kehidupanmu saat ini. banyaklah belajar dari setiap perjalanan yang telah kamu lalui. suatu ketika, kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu cari, sebagai bekal kehidupanmu di dunia ini ".

kata-kata itu selalu terngiang didalam ingatanku.

*****
kebaikan seorang Ibu yang sudah tua di Kota Solok. dengan tulus, Ibu ini memberikan tumpangan padaku selama 2 malam di rumahnya yang sederhana. tanpa dipungut biaya. bahkan sebelum pulang, saya dibekali minuman dan makanan kecil buat diperjalanan. karena Ibu ini ingat akan ke-empat anaknya yang merantau di Pekanbaru, Jakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

*****
kebaikan sopir mini bus yang membawaku dari Kota Solok, menuju Danau Kembar. aku tidak dipungut biaya perjalanan, dan bahkan minuman dan roti yang ku makan dibayar lagi oleh sopir mini bus ini.

*****
tentang kebaikan salah satu warga di Kota Sawahlunto, yang telah memberikan tumpangan padaku menuju Kota Solok.

*****
kebaikan pemilik salah satu tumah makan di Teluk Bayur. dengan lkhlas Beliau mengantarku untuk kembali ke Kota Padang.

*****
kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan mereka.

7 hari pengembaraan yang sarat makna, 7 hari kembali aku belajar tentang kerelaan untuk memberi tanpa pamrih, 7 hari aku kembali diajarkan tentang hal-hal duniawi yang belum pernah kualami sebelumnya. ketika saya bercengkrama dengan penduduk lokal di pedesaan, di terminal, pasar dan juga didalam kendaraan umum yang saya tumpangi. ketika saya mengawali perjalanan dari Kota Padang - Padang Pariaman - Sicincin - Lembah Anai - Padang Panjang - Bukittinggi - Ngarai Sianouk - Gua Jepang - Danau Maninjau - Kelok 44 - Puncak Lawang - Lubuk  Basung - Benteng Fort De Kock - Jembatan Lempapeh - Rumah Adat Ba'anjuang - Jam Gadang - Pasar di Atas & Pasar di Bawah - Museum Bung Hatta - Kota Payakumbuh - Lembah Harau - Kelok Sembilan - Kota Batu Sangkar - Istana Basa Pagaruyung - Danau Singkarak - Kota Solok - Kota Sawahlunto - Lubuk Selasih - Danau Kembar - Bukit Maninjau - Teluk Bayur - Museum Adtyawarman, dan kembali lagi ke Kota Padang.

*****

27 Agustus 2014 saya meninggalkan tanah ini, dan kembali pulang ke Kalimantan Timur. banyak kenangan yang sampai saat ini masih tersimpan rapih dibenakku. dan saya bahagia, bahkan sangat bahagia, karena saya pernah melaluinya.

**************************************

Selamat Tinggal Ranah Minang, Selamat Tinggal Sumat'ra Barat. aku akan selalu merindukan saat-saat indah itu. menapakan kakiku di tapak-tapak jalanannya, menikmati indah panorama alamnya, minum airnya, makan makanannya.

aaaahhhh . . .
sulit untuk dilupakan.



Rabu, 01 Oktober 2014

menanti senja di Pantai Padang


riak gelombang bergemuruh riuh, ketika langkah kakiku perlahan menepi dibibir pantai. nampak di pinggir jalan yang cukup lebar ini, berjejer warung-warung makan menghiasi keindahan pantai di Samud'ra Hindia ini.



salah satu sudut Pantai Padang


inilah Pantai Padang. berada persis di pinggir Ibukota dari Propinsi Sumat'ra Barat, sehingga menjadikan tempat ini sebagai tujuan rekreasi bagi masyarakat di Kota ini, untuk sekedar melepas penat dari rutinitas harian. dan lagi, tempat ini sangat mudah untuk dijangkau.


sisa-sisa keganasan terjangan tsunami tahun 2009 masih membekas, bisa dilihat dari beberapa bangunan lama yang porak-poranda dan dibiarkan begitu saja, yang menjadi saksi bisu bencana alam beberapa tahun silam.


Pantai Padang


ketika hari mulai beranjak senja, perlahan nampak pengunjung yang mulai ramai berdatangan menghiasi bibir-bibir pantainya yang berpasir putih. walau hanya sekedar berfoto ataupun bercanda ria dengan riak ombak yang mencumbui pantai. sembari merasakan sejuk lembut lembayung dari samud'ra yang membentang bak tak berujung didepan mata.



para pengunjung



salah satu keluarga


jika kita merasa lapar, jangan khawatir. mampirlah sejenak disalah satu warung makan disekitar sini. rasanya belum lengkap kalau belum makan ditempat ini. hehehehe. dengan harga makanannya yang cukup terjangkau, lidah anda akan dimanjakan dengan cita rasa khas masakan Ranah Minang yang pastinya sudah cukup terkenal dimana-mana.( walau sedikit pedas sih menurutku. hehehe ). apalagi sambil menatap keindahan panorama lautnya yang tersaji didepan mata. ingin rasanya berlama-lama ditempat ini.


tetaplah berada disini sambil menunggu sampai matahari terbenam. dan kita akan disuguhkan panorama laut yang sangat memukau. siapkan kamera anda, untuk mengabadikan momment tersebut. dijamin anda pasti akan puas melihatnya.


berikut beberapa foto yang saya ambil, pada saat tenggelamnya sang mentari di Pantai Padang ;






















bagaimana sahabat traveller, indah bukan ?
oiyah, Pantai Padang letaknya hanya berseberangan dengan Taman Budaya dan Museum Adityawarman. jadi sahabat traveller cukup jalan kaki saja, dan tidak perlu naik kendaraan.



mulai menulis






ketika aku memutuskan untuk mulai menulis cerita perjalananku di blog pribadi, perasaan ragu pernah terlintas dibenakku.
harus darimana aku memulainya ?
apa mungkin tulisanku bisa diterima dan dibaca oleh masyarakat ?
apalagi keterbatasan kemampuanku dalam merangkai kalimat, minimnya pengetahuan tentang cara membuat blog pribadi, dan bagaimana caranya mempublikasikan tulisan. sebelumnya hanya menulis cerita pendek di Path, Facebook dan Twitter.
dengan bantuan seorang sahabat yang mengusulkan untuk membuat blog pribadi, akhirnya aku mulai menulis. dan terhitung baru 2 bulan, sejak judul tulisan "mulai menulis" saya publikasikan.


awal menulis banyak sekali tantangan yang saya hadapi. bagaimana caranya supaya menggunakan bahasa yang baik, cara menulis yang baik, dan kemana tulisan ini dipublikasikan agar diterima masyarakat. sulit memang. tapi kalau kita terus mencobanya dan tidak kenal lelah, secara perlahan akan menguji kemampuan kita dalam menulis semakin lebih baik lagi.


saya ingat akan sebuah tulisan yang sempat saya baca di media sosial.
" Orang boleh pandai setinggi langit. tapi selama dia tidak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat "
kalimat inilah yang menginspirasiku untuk semakin giat menulis tentang cerita perjalanan petualanganku.
saya bukan orang pandai, dan juga bukan ingin terkenal ditengah masyarakat. tapi, saya hanya ingin berbagi tentang perjalanan hidup yang pernah saya lalui. kiranya dapat menjadi bahan motivasi buat siapa saja yang membaca dan mengunjungi blog ku. bahwa hidup adalah perjuangan, belajar memberi dan menerima dengan tulus ihklas, tentang pengabdian, tentang persahabatan, tentang cinta akan sesama manusia, tentang cinta akan Tanah Air tercinta dan cinta akan Sang Pencipta.


bisa dibilang tema tentang petualangan adalah awal episode dalam sejarah penulisan saya. ternyata baru saya sadari, proses tulis menulis ibarat kisah sebuah petualangan pemikiran, rasa dan cita yang membumbung seolah terus mencari dan mencari ide, gagasan dan pemikiran baru untuk tetap tumbuh. ia pun ibarat zat hijau daun, yang memungkinkan sebatang pohon untuk terus tumbuh dan berkembang karena proses fotosintetis membuatnya mampu memproduksi makanannya sendiri. proses itu pun menjelma menjadi kisah petualangan pemikiran, yang berkelana kesana-kemari, dan berjalan melintasi ruang dan waktu. kisah petualangan itupun diilhami dari "petualangan" fisik yang memungkinkan saya untuk melakukan penjelajahan ke pelosok persada negeri tercinta ini.


dari sekian banyak petualangan selama pengembaraanku di Neg'ri tercinta ini, saya menyicil tulisannya satu-persatu. dan berusaha mengingat kembali semua perjalanan dengan melihat foto-foto yang masih tersimpan rapih di albumku.


dan aku akan terus menulis, untuk menceritakan kisah pengembaraanku. menceritakan setiap tapak-tapak jalanan yang pernah kulewati, menceritakan indahnya Neg'ri tercinta ini.


kiranya Doa serta dukungan dari para sahabat sangat membantuku, dan semoga Tuhan senantiasa Memberkatiku. Amen.



sejenak di Museum Adityawarman


hari terakhir dari rangkaian perjalananku solo travelling selama 7 hari menjelajahi tempat-tempat wisata di Sumat'ra Barat, membawaku sejenak mengunjungi Museum Adityawarman. berada persis di jantung Kota Padang, tepatnya di Jalan Diponegoro. tempat ini cukup mudah untuk dijangkau. jika kita dari Bandara International Minangkabau, bisa menumpang kendaraan Damri yang biasanya mangkal di pintu kedatangan di depan Bandara. dan cukup merogoh kocek Rp. 22.500, kita sudah dapat mencapai tempat ini dengan jarak tempuh dari Bandara 25 kilometer.



gerbang masuk komplek Museum


sambil menunggu jadwal keberangkatan pesawat yang masih 6 jam lagi, saya bergegas keluar dari salah satu penginapan sederhana yang berada di belakang Plaza Padang. dari depan Plaza kita bisa berjalan kaki dengan melewati salah satu simpang empat lampu merah. beberapa langkah kemudian, disebelah kanan akan nampak komplek "Taman Budaya Sumat'ra Barat". nah. persis diseberang jalannya kita akan melihat sebuah taman yang cukup luas. tempat ini sering disebut " Taman Melati". letak Museum Adityawarman berada satu komplek dengan Taman ini. dengan dikelilingi pagar-pagar besi yang cukup tinggi, Museum ini akan terlihat sangat megah. apalagi disekitar pelatarannya ditanami berbagai macam pohon-pohon dan dilengkapi juga arena hiburan lain bagi siapa saja yang ingin membawa keluarganya untuk mengunjungi tempat ini.



Museum Adityawarman


sebenarnya hari itu Museum ini ditutup sementara untuk umum. karena besoknya akan ada acara "Pengukuhan Gelar Sang Sako", kepada Istri salah satu petinggi di Negara Malaysia yang merupakan keturunan Minangkabau. begitu kata salah seorang penjaga Museum ini. tapi saya tidak putus asa, pokoknya bagaimanapun caranya saya harus bisa masuk kedalam komplek Museum ini.
( sudah jauh saya melangkah dari Kalimantan, masa harus menyerah. hehehe ) begitu yang ada dalam pikiranku saat itu.


bergegas saya mampir di salah satu warung makan yang berada disamping Museum. kebetulan hari sudah mulai siang dan waktunya istirahat. nampak beberapa Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Taman Budaya, sedang makan siang juga di warung tersebut. setelah ngobrol beberapa lama dengan salah seorang dari mereka, akhirnya saya dapatkan nomor handphone petugas di Museum. namanya :
Bpk. Mardanis S.pd.
Beliau adalah, Kepala Pelayanan Pengunjung dan Tamu.
dari Beliau ini pula, akhirnya saya dikenalkan dengan Kepala Museum Adityawarman, namanya :
Ibu. Noviyanti SH. MM.

setelah bertemu dengan Pak Mardanis, saya kembali tanya.

"tadi saya tidak diperbolehkan masuk sama penjaga Museum Pak, katanya untuk sementara pengunjung tidak boleh masuk". kataku

"iyah betul. sementara tempat ini disterilkan, karena besok ada acara pengukuhan gelar. tapi anda kan bukan pengunjung biasa. dan anda sangat dibolehkan untuk masuk". kata Pak Mardanis.
mungkin dia lihat penampilanku yang berbeda. dengan tas ransel dibelakang, pake kacamata hitam, pake topi, assesories banyak ditangan, ditambah lagi kamera digital sengaja saya gantung di depan. hehehehe.

singkat cerita saya pun segera masuk dan melihat isi didalam Museum yang megah ini. dibelakang Museum ada sebuah Patung, Prasasti Batu serta Patung Kuda, yang terletak di Taman kecil beralaskan rumput-rumput hijau dan di sebuah teras yang berada disamping pelataran Museum.


Patung Adityawarman



Prasasti Batu


"Kudo Bendi" alat transportasi


masuk kedalam ruangan Museum, disini kita bisa melihat miniatur Rumah Adat dari beberapa daerah di Indonesia. ada juga miniatur Candi Borobudur dan Candi Prambanan. dan diruangan lainnya yang lebih luas, terdapat peralatan rumah tangga, bercocok tanam, patung hewan-hewan yang dilindungi, dan masih banyak lagi.

berikut beberapa foto yang ada didalam ruangan Museum ;



Singgasana Raja



hasil bumi Suku Minang



miniatur Rumah Adat Minangkabau



Hewan yang dilindungi



Museum ini merupakan salah satu tempat kebanggaan bagi masyarakat Suku Minangkabau. dan selain itu ada juga beberapa tempat wisata Budaya lainnya yang berada di Sumat'ra Barat, seperti ;

* Museum Bung Hatta di Bukittinggi
* Rumah Adat Ba'anjuang di Bukittinggi
* Museum Buya Hamka di Agam
* Istano Basa Pagaruyung di Batu Sangkar
* Makam Moh. Yamin di Sawahlunto
* Museum Kereta Api di Sawahlunto
* Museum Batubara Ombilin di Sawahlunto
* Museum Gudang Ransum di Sawahlunto



*  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  * *


Note :
bagi sahabat traveller yang mau ke Sumat'ra Barat, jangan lupa mampir di tempat-tempat ini yah. dijamin nggak bakal nyesal deh. hehehehe.