Selasa, 18 November 2014

menuju Pulau Wakai


pagi itu di Pelabuhan Laut Kota Ampana. langit cerah, laut yang tenang. dan ketika sang mentari secara perlahan keluar dari peraduannya, mulai nampak kesibukan di tempat ini. kendaraan bermotor mulai ramai datang dan pergi silih berganti, menambah hiruk pikuk di pelabuhan kecil ini. sementara calon penumpang berbaur dengan pedagang asongan turut meramaikan suasana pagi yang damai.






saya segera menuju ke loket tempat penjualan tiket. dan saya memilih menumpang KM. Puspita Sari. sebuah kapal kayu yang cukup besar. selain itu ada juga kapal lain yang mempunyai rute sama menuju ke Pulau Wakai yaitu KM. Togean. sementara di pelabuhan ini juga ada beberapa kapal kayu yang lebih kecil lagi dengan rute perjalanan ke pulau yang berbeda.





sembari menunggu waktu keberangkatan, saya membeli nasi bungkus dan beberapa cemilan sebagai bekal selama perjalanan. mengisi perut dulu sebelum menempuh perjalanan selama 4 jam. hehehehe. apalagi sejak pagi belum ada satupun makanan masuk kedalam perut. semakin siang, para penumpang kian banyak memenuhikapal kayu ini. ditambah lagi banyaknya barang-barang serta kerndaraan bermotor yang berjubel dihaluan kapal.

sesuai jadwal, tepat pukul 10 pagi kapal perlahan meninggalkan pelabuhan. membelah laut yang tenag di perairan Teluk Tomini.semilir lembayung menghempas sendu, dan beberap kali berpapasan dengan kapal-kapal lainnya. kapal ini terdiri dari 2 dek untuk penumpang, dan tempat tidurnya berupa dipan-dipan kecil berlaskan busa plastik yang tipis. cukup banyak penumpang kali ini, imbasnya saya pun tidak kebagian tempat tidur dan saya lebih memilih duduk ditempat paling atas,sekalian bisa melihat lebih jelas pemandangan selama perjalanan.





pemandangan selama perjalanan, sangat memanjakan mata. betapa tidak, kita akan disuguhkan dengan panorama lautnya yang sangat mempesona. pulau-pulau kecil tak berpenghuni senantiasa menhiasi sisi kiri. sementara disisi lain nampak beberapa rumah-rumah kecil yang berdiri kokoh diatas bibir pantai beralaskan karang. dan saya pun sempat berpikir, aaaahh betapa damainya tinggal disini. berdiam diantara hembusan angin yang menghempas daun-daun nyiur, merasakan deburan ombaknya yang mencumbui pantainya.







semakin jauh perjalanan, penorama alamnya semakin indah. pulau karang kecil dengan balutan tanaman liar kian banyak menghiasi sisi kiri dan kanannya. mata saya seolah dibuat nyaris tak berkedip. beberapa kali saya mendengar seruan dari penumpang yang mengatakan kata-kata pujian. bahwa betapa indahnya tanah air tercinta ini. saya yang berada ditempat yang paling tinggi di kapal ini tidak ingin melewatkan satupun momment didepan mata. entah sudah berapa kali jempretan-jempretan lembut dari kamera kesayanganku ini kuabadikan.jujur,aku sangat bahagia bisa berada disini. berada diantara gugsan pulau-pulau yang indah. dan lagi ini semua ada di negriku tercinta. Indonesia. 





tanpa terasa saya akan segera sampai di Pulau Wakai, sebagai tujuan awalku traveling di Kepulauan Togian. nun dikejauhan nampak rumah-rumah bak mengapung diatas laut berjejer menghiasi dengan damainya. ini merupakan salah satu Pulau kecil di Teluk Tomini. dan sebagai tempat transit bagi para wisatawan untuk berwisata di pulau-pulau sekitarnya.





berdiri. diatas. sendiri. sambil mendengarkan alunan lembut lagu-lagu dari handphoneku. beberpa tembang lagu kebangsaan sengaja aku pilih untuk mengiringi perjalan ini. aaaahhh Indonesia. indah sekali. aku bangga lahir disini. besar disini. hidup disini. menapakak kaki di tanahnya yang indah. mainum airnya. makan makananya. berbaur dengan masyarakat hampir diseluruh pelosok negri ini yang pernah aku singgahi.


Indonesia Tanah Air Beta
pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
s'lalu di puja-puja Bangsa

disana tempat lahir Beta
dibuai dan dibesar Bunda
tempat berlindung di hari tua
sampai akhir menutup mata ...



Senin, 17 November 2014

Perjalanan Palu - Poso - Ampana



Agen Travel Palu - Ampana

langit senja kian merekah, ketika kendaraan yang saya tumpangi meninggalkan Kota Palu. melintasi jalan raya yang berada persis di pinggir laut, mata kita seakan dimanjakan oleh pesona alamnya yang membuat mata seolah tak berkedip. indah sangat. mungkin kata ini sebagai gambaran dari sebuah anugerah dari Sang Pencipta.

perjalanan kali ini saya akan menuju ke Kota Ampana, salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah. saya menumpang di salah satu armada travel yang cukup terkenal di dunia traveller. "Togean Indah Travel". karena sebelumnya saya mendapat informasinya dari salah satu teman travel waktu sama-sama travelling di Bali dan Lombok.sangat disarankan jika kita dari Palu ke Ampana menumpang kendaraan ini, disamping sudah cukup terkenal, agen travel ini juga cukup baik dari segi pelayanannya. kendaraan ini berupa ELF, dengan kapasitas penumpang 10 orang. (nomor handphonenya ada di gambar ) 

lepas dari Kota Palu, kita akan melintasi jalan tanjakan dan berkelok tajam. si sopir cukup lihai mengendarai kendaraan ini. ditunjang dengan penguasaan medan yang baik, kita akan merasa nyama berada didalamnya. disini saya baru tau, kenapa si sopir sengaja tidak menghidupkan AC. yaahh, karena suhu disini cukup dingin, lagipula dengan membuka kaca jendelanya, saya bisa dengan leluasa melihat pemandangan alamnya ditengah kelamnya malam yang mulai beranjak datang. disertai gerimis yang turut menyertai sepanjang perjalanan, dan bias sinar sang rembulan pun tak mau ketinggalan ikut menghiasi malam itu. akhir dari tanjakan ini, ditandau dengan area dataran yang cukup luas, menurut salah satu penumpang daerah ini namanya Kebun Kopi, tempat istirahat sejenak sembari membeli sayur-mayur yang banyak terdapat di warung-warung yang berjejer di sisi kiri jalannya.







sempat istirahat lagi di salah satu rumah makan di Kota Parigi, kembali melanjutkan perjalanan menembus kelamnya malam. saya sempat tertidur sejenak. dan setelahnya saya kembali bangun ketika kami sampai di Kota Poso. sempat dengar dari obrolan penumpang dibelakang.

"disini daerahnya rawan, sering terjadi penembakan misterius". kata salah satu penumpang.

ihhh, merinding juga saya dengarnya. setelah melewati Poso, dikiri jalan kita akan melintasi jalanan persisi dipinggir laut, sementara disisi kanan jalan berjejer pohon-pohon kelapa menghiasi sepanjang perjalanan. rumah-rumah penduduk sudah terlihat jarang disini. semakin jauh, kami mulai memasuki area hutan yang cukup lebat dan masih sangat alami. seram ketika saya melihatnya. ingin rasanya cepat-cepat meninggalkan tempat ini. saya akhirnya tertidur cukup lama.

"mas mas, kita sudah masuk di Kota Ampana". seru si sopir mengagetkanku.

sekilas saya melihat jam di tanganku. pukul 4 subuh. buseeett daaaah, masih subuh benar.

"saya turun di Pelabuhan yah Pak". kataku kembali.

ternyata saya penumpang pertama yang turun, karena letak pelabuhan ini berada dekat di pintu masuk Kota Ampana. setelah menurunkan ranselku yang segede gabang, saya melangkahkan kaki menuju ke salah satu rumah yang khusus disiapkan pemerintah setempat sebagai tempat istirahat para calon penumpang. disini sudah nampak beberapa penumpang lainya yang sudah menunggu sejak kemaren sorenya. lumayanlah aku tak sendiri, dan setidaknya ada teman ngobrol.

lelah perjalanan selama 10 jam, membawaku kembali tidur seadanya di teras rumah ini. beralaskan koran-koran bekas dan ransel saya jadikan bantal. berharap sedikit memulihkan stamina selama perjalanan panjang sebelumnya.


sejenak di Kota Palu


hembusan angin seakan mengiringi langkahku, perlahan keluar dari terminal kedatangan Bandara Mutiara di Kota Palu. nun jauh di salah satu sisi terluar komplek Bandara ini, gugusan pegunungan membentang menghiasi panorama alamnya. sementara di sisi lain, hamparan pohon-pohon kelapa berjejer mengitari sebagian area kompleknya.







sendiri. sembari memanggul ransel segede gabang, saya pun bergegas menuju jalan keluar menuju Kota. di depan pintu masuk terdapat sebuah gapura yang cukup besar berdiri kokoh dengan warna dasar kuning keemasan.






bias sang mentari yang cukup terik di siang itu tak menyurutkan kakiku untuk terus melangkah membelah di hiruk pikuk Kota ini. spot pertama yang ingi saya kunjungi adalah Jembatan di Teluk Palu, sebagai ikon dari Kota ini. setelah bertanya kesana-kemari sama penduduk sekitar yang saya temui, saya menumpang angkutan umum yang banyak tersedia disini. karena letaknya yang tidak terlalu jauh, tak lama kemudian saya pun sampai disalah satu sisi ujung jembatan ini. tempat ini berada berdekatan dengan Taman Ria, sebagai tempat melepas lelas untuk warga Kota ini.





hembusan angin disini cukup kencang, mungkin karena tempat ini berada diantara perairan Selat Sulawesi. luar biasa pemandangan alamnya. gugusan pegunungan mengitari hampir disemua sisi Kota ini. membentang seperti benteng raksasa.jembatan ini letaknya juga berdekatan dengan Panta Talise. sementara di pinggir pantai ini, banyak tersedia warung-warung kecil yang menjual makanan, minuman serta kulier lokalnya. tak terasa sudah cukup lama saya berada disini. perut mulai keroncongan, minta segera diisi. saya sengaja tidak makan dari pagi, karena sekalian mau coba masakan Kota ini yang terkenal dengan makanan olahan lautnya yang cukup terkenal.







saya akhirnya memilih salah satu warung yang letaknya berada di depan Taman Ria. Rumah Makan Talise Beach. dengan menu utamanya adalah masakan lautnya.setelah membaca menu yang tersedia, pilihanku jatuh pada "Ikan Katombo Goreng". 








sebenarnya ada menu lain yang ingin saya coba seperti, Sup Ikan Tokaili dan Cakalang Bakar.cuma karena saya mengurungkan niat untuk menu ini. dan tak lama kemudian, pesanan pun datang. nggak tanggung-tanggung, 3 ekor Katombo goreng brooo, hehehehehe. udah laper kali yah. kesan pertamanya ketika menyantap ikannya, garing diluar dan lembut di dalam. seperti iklan tango gitu, hehehehe. oiyah, disini kita bisa memilih sendiri ikan yang akan kita pesan sesuai selera, yang tersedia didapurnya. untuk harganya cukup mahal sih, untuk ukuran seorang backpacker seperti saya ini. dan saya harus merogoh kocek sebesar Rp 35.000, untuk 3 ekor Katombo goreng + 2 gelas es jeruk + 1 kantong kecil kerupuk. yahhh, sesuai juga lah dengan masakannya yang sangat menggoda selera. untuk sahabat traveller, jka berkunjung ke Kota Palu, nggak salah jika mampir disini. dijamin nggak bakal nyesal deh nyobain masakannya, hehehehehe.

sekembalinya dari Rumah Makan ini, saya bergegas melangkahkan kaki ke Pantai Talise, sembari menikmati sisa senja di bibir pantainya yang berpasir putih. hembusan sang lembayung kembali menghempas dengan damainya, ketika kaki telanjangku perlahan menapaki bibir-bibir pantainya. sesekali riak kecil gelombang turut membasahi telapak kakiku. aaaaahhh damainya disini ...