berangkat sendirian dari rumah kakak di Jatinegara, menuju ke Terminal bus Kampung Rambutan.
waktu setempat menunjukan pukul 8 malam, ketika saya berjalan keluar dari pintu masuk Terminal, dan berbelok kekiri sejauh 100 meter menuju ke tempat mangkalnya jasa angkutan.
karena beberapa hari sebelumnya telah menghubungi penyedia jasa angkutan ini yang akan mengantar kami ke pos terakhir pendakian Gunung Cikuray, kami disarankan untuk menunggu jemputan di tempat ini.
disini telah berkumpul rombongan pendaki lainnya. ada yang mau ke Cikuray, Guntur dan Papandayan.
tak lama kemudian datang pemilik kendaraan ini. "Bang Yuddy". nama dari Bapak tersebut. beliau menyarankan kepada saya agar segera naik lebih dahulu.
sempat kaget juga setelah berada dalam kendaraan ini.
"kok saya sendirian ?". tanyaku pada si sopir.
"nggak mas, nanti kita mampir di Cibitung. sekalian jemput pendaki lain yang juga mau ke Gunung Cikuray".
obrolan kami terus mengalir, ketika kendaraan ini mulai melintasi keramaian jalan tol lingkar luar.
45 menit jam kemudian kami sampai di Cibitung. disitu telah menunggu teman-teman pendaki berjumlah 9 orang dengan bawaannya masing-masing.
setelah selesai doa bersama, kami kembali melanjutkan perjalanan ditengah kelamnya malam.
dari sinilah awal saya mengenal teman-teman baik ini. (sekarang kami sudah menjadi sahabat).
ternyata mereka semua merupakan 1 komunitas, namanya "KURAPALA". saya memutuskan untuk bergabung dengan rombongan ini, karena dari Jakarta tadi saya sendiri.
dan malam pun kian merangkak pergi, berganti subuh yang sudah menanti. perlahan kendaraan kecil ini mampir disalah satu warung disebuah desa. ini merupakan desa terakhir.
segera kami makan dan membeli beberapa keperluan pendakian yang masih kurang.
menuju Pos Pemancar
perjalanan dilanjutkan dengan masih menggunakan kendaraan ini, menuju ke Pos Pemancar. sebagai titik awal pendakian.
Pos Pemancar
melintas di tengah-tengah perkebunan teh seakan memanjakan mata untuk terus menatap bentangan hijau yang menghiasi perbukitan di kaki Gunung Cikuray.
sempat berhenti sebentar di salah satu Pos perkebunan teh, untuk membayar karcis masuk ke wilayah ini.
lepas dari pos ini, 20 menit kemudian kami pun sampai di Pos Pemancar. tempat ini merupakan menara pemancar stasiun televisi. dari TVRI, METRO TV dan INDOSIAR.
segera menurunkan barang bawaan dan re-packing peralatan pendakian.
oiyah, sampai di Pos Pemancar kami bertemu lagi dengan sahabat pendaki lainnya dari Jakarta dan Cilegon. jadi jumlah kami semuanya 18 orang. cukup banyak. hehehe.
foto sebelum pendakian
pos awal pendakian
diawali dengan doa bersama, kami pun memulai pendakian. trek awal sudah mulai menanjak, dan masih melintas di perkebunan teh yang mengapit persis di kiri-kanan jalan setapak.
trek awal pendakian
lepas dari tanjakan pertama, didepan terdapat medan yang sedikit landai. sementara sisi luar jalannya sudah diganti dengan ladang sayur-sayuran seperti kol, wortel, bawang dan yang lainnya.
kabut masih menutupi puncak hingga ke lereng, disertai hembusan lembayung menghempas ilalang.
dengan trek yang terus menanjak, membuat kami sering berhenti dan istirahat sejenak.
salah satu trek nya
juga seperti ini
kembali melanjutkan perjalanan, tak lama kemudian sampailah di Pos 1.
tempat ini ditandai dengan tulisan, yang menempel disalah satu batang pohon.
Pos 1
menuju Pos 2, masih melintasi hutan tropis. dengan rimbunan pepohonan yang mengapit dikedua sisi jalannya.
menurut saya, ini merupakan trek terjauh di pendakian Gunung Cikuray.
Pos 2
setelah beberapa saat melewati Pos 2, derai hujan pun mulai turun membasahi jalan tapak kecil ini.
segera memakai jas hujan dan membungkus ransel dengan cover bag.
dari sini tanjakan semakin terjal. dengkul seakan dipaksa lebih sering menyentuh dagu. sementara kedua tangan dibuat sibuk mengait akar-akar pepohonan yang mencuat, sebagai pegangan.
sementara hujan turun semakin derasnya. lengkap sudah penderitaan. hehehehe.
rencana awal kami akan mendirikan tenda di Pos 7. tapi karena sudah lelah, ditambah lagi beban yang terasa semakin berat, kami memutuskan untuk nge-camp di sebidang tanah setelah melewati Pos 5.
tenda kami
segera kami pun pasang tenda dan beeganti pakaian yang basah. sementara para wanita mulai sibuk masak untuk makan malam.
subuh masih mencekam, ketika kami mulai bangun untuk mempersiapkan pendakian lagi menuju puncak.
deru dedaunan yang dihempas angin terasa semakin mencekam ditengah kelamnya lembah belantara.
setelah siap semuanya, kami kembali menapaki jalanan terjal yang beralaskan tanah. licin pastinya, karena diguyur hujan semalaman.
langkah kaki terus diayunkan, lebih cepat dari sebelumnya. karena pendakian kali ini tanpa membawa ransel yang sarat beban.
90 menit berlalu, akhirnya kami sampai di puncak. ditandai dengan sebuah bangunan dari beton yang berdiri persis diatasnya.
disini sudah berkumpul banyak pendaki-pendaki lain dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
sayang,...kabut masih menyelimuti puncak dan sekitarnya. hanya sesekali kami bisa melihat panorama dari kejauan, ketika sesaat kabut pergi.
tak apalah. karena tujuan sebenarnya bukan hanya melihat pemandangan alamnya dari puncak saja. tetapi yang lebih utama adalah proses dari awal pendakian dan perjalanan menuju puncaknya.
dimana kita bisa belajar tentang kerjasama, persahabatan, tolong-menolong dan senda gurau ria yang sering menyertai perjalanannya.
foto bersama di Puncak
bersama sahabat dari Depok
bersama sahabat "KURAPALA"
pukul 8 pagi kami memustuskan untuk turun dan kembali ke tenda.
setelah makan pagi dan re-packing peralatan pendakian, kami pun beranjak dari tempat ini dan turun lagi menuju ke Pos Pemancar sekalian mandi dan persiapan kembali ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar