Sabtu, 06 September 2014

pertama kali menjejakan kaki di Ranah Minang

sesaat terbangun dari lamunan, ketika terdengar dari pengeras suara bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandar Udara Internasional Minangkabau.
dan mata pun menatap jauh dari jendela pesawat yang saya tumpangi. nun jauh disana terpampang lautan biru nan luas, dihiasi gugusan pulau - pulau kecil yang mengapit garis - garis pantai. sementara selaksa pohon kelapa menghiasi bibir - bibir pantai berpasir putih, membentang luas bak tak bertepi. ingin rasanya segera menjejakan kaki di Bumi Bundo Kanduang.
ketika pesawat berhenti dengan sempurna, saya pun bergegas keluar dan berjalan menuju ke terminal kedatangan.

                                         Bandara Minangkabau.

oiyah, bandara sekarang, merupakan bandara yang baru selesai dibangun. jarak tempuh ke Kota Padang 25 km lagi. cukup jauh sih. disini tersedia angkutan Damri, yang akan membawa kita dengan tarif Rp, 22.500.
bisa dibilang petualangan nekad, disamping saya hanya seorang diri, saya juga sama sekali buta dengan daerah ini. hanya berbekal buku peta Indonesia dan tanya sana sini. hahahaha.

tak ingin menunggu lama, setelah membeli tiket saya segera naik ke angkutan ini. spot pertama travelling di Sumat'ra Barat adalah "Lembah Anai". karena bus ini menuju ke Kota Padang, akhirnya saya turun di simpang 4 fly over. jarak tempuh dari Bandara hingga ke tempat ini 20 menit.
disarankan jangan menggunakan jasa ojek motor, karena mereka biasanya minta biaya bisa lebih dari tarif normal.

10 menit berselang akhirnya mini bus Padang - Bukittinggi datang. dan rencana akan turun di Lembah Anai. biaya perjalanan mini bus ini Rp, 15.000.
tarif resmi. kata salah satu penumpang disebelah saya.
jalan raya ini cukup lebar dan mulus. dan ketika kita lewati jalan ini sangat menguji andrenalin. si sopir tak segan memacu kendaraan dengan kecepatam tinggi. dengan medan yang berkelok dan menanjak. sementara di kanan jalan jurang nan dalam siap menyambut, jika si sopir sedikit saja lalai.

1 jam perjalanan tak terasa saya pun sampai Lembah Anai. "indah sekali". itulah kata pertama yang saya ucapkan ketika sampai di tempai ini. di kiri kanan jalan berjejer warung makan dan warung penjual cindermata. sementara tebing - tebing nan tinggi mengapit dari dasar hingga ke puncak ngarai. dan di tengahnya, mengalir dengan damai air terjun yang sangat mempesona.


                                         air terjun Lembah Anai.


                                          keindahan yang tersembunyi.


setelah membeli karcis tanda masuk Rp, 3000. saya pun bergegas menapaki anak tangga menuju ke tepian kubangan air. tak sabar tangan segers mengambil airnya sembari membasuh muka. ingin rasanya mandi dan berendam disini, tapi hari mulai beranjak sore. saya memutuskan meninggalkan tempat ini dan melanjutkan perjalanan ke Kota Bukittinggi.
perjalanan masih didominasi hutan tropis, sementara di kiri kanan jalan deretan bukit yang berbaris rapi, mengapit jalanan berkelok.
tepat pukul 7 malam, saya sampai di Kota Bukittinggi. spot pertama, tentu saja "Jam Gadang" yang tersohor, sebagai ikon Kota ini.
akhirnya saya bisa melihat tempat ini, sebuah tempat yang menjadi salah satu impian saya dulu di masa kecil. sempat teringat pelajaran bahasa Indonesia saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. dimana tempat ini pernah tergambar jelas disalah satu lembar buku tersebut.



                                                   Jam Gadang


tempat ini menjadi salah satu tujuan para traveller. berada persis di tengah Kota Bukittinggi. dari sini kita bisa melihat keindahan kota dengan tatanan taman kota, pohon hias yang beranekaragam. di depan Jam Gadang terdapat Museum Bung Hatta, di samping kiri Plaza Bukittinggi, samping kanan terdapat Pasar Bawah yang cukup tersohor dengan kulinernya, sementara di belakangnya terdapat Pasar Wisata.

puas menikmati keindahan Jam Gadang, saya akhirnya baru sadar, kalau seharian belum makan nasi. hehehehe.
dan saya pun segera beranjak ke rumah makan terdekat. akhirnya,....bisa makan masakan Padang di daerah asalnya. rasanya puaaaas banget. aroma khas masakannya begitu menggoda, dengan rasa yang cukup pedas terasa hingga menghabiskan 2 gelas teh panas. wuuuiiihhh.
waktu pun beranjak malam, ketika saya memutuskan untuk mencari penginapan terdekat. setelah sempat tanya sana sini saya akhirnya bermalam di "Penginapan Nirwana". murah meriah ala backpacker. tanpa pendingin ruangan. jangankan ac, kipas anginpun tidak ada. tapi cukup bagus untuk bermalam dengan tarif Rp. 75000. penginapan ini berada di Jalan Kampuang Cino, berada persis dibawah Jembatan Lempapeh. sepanjang jalan ini banyak tersedia cafe dan penginapan dari yang kelas ransel, sampai kelas koper.















Tidak ada komentar: