Kamis, 11 September 2014

Berselimutkan dinginnya Puncak Sikunir


deru mesin truck pengangkut sayur yang kami tumpangi semakin kencang terdengar, saat melewati medan menanjak dan berkelok. sesekali truck ini berhenti, guna memberi jalan kepada pengendara sepeda motor dari depan. karena jalanan ini cukup sempit, dan tidak begitu bagus.
sesaat kemudian teriakan si sopir mengagetkan kami. " mas, turun disini saja yah ? ". segera kami ber-4 pun turun setelah mengucapkan banyak terimakasih kepada si sopir yang baik hati.

oiyah, perjalanan kali ini rencananya akan menggapai "Puncak Sikunir", yang terkenal dengan "Golden Sunrise nya ". berangkat sendirian dari Jakarta, dengan menumpang Bis Ekonomi jurusan Jakarta - Wonosobo. setelah tiba di Wonosobo, dilanjutkan dengan menumpang mini bus jurusan Wonosobo - Dieng. dan dari sinilah berjumpa dengan 3 sahabat baik dari Solo. akhirnya kami sepakat sama-sama melakukan perjalanan kali ini.

           gerbang masuk Desa Sembungan

setelah 15 menit menapaki jalan tanjakan, kita akan menjumpai sebuah gapura yang cukup besar, dan diatasnya bertuliskan:
"Welcome to Sembungan Village, Desa tertinggi di Pulau Jawa".
dengan ketinggian 2.306 meter dari permukaan laut, tempat ini sangat layak untuk menyandang predikat sebagai Desa tertinggi. apalagi disertai dengan cuacanya yang sangat dingin, bayangkan saja, suhu di siang hari bisa mencapai 16 derajat. brrrrrr.

                    Desa Sembungan

melintasi jalanan di tengah desa yang elok ini, membawa kita terkagum-kagum dengan panorama alamnya yang mempesona. penduduknya yang ramah, membuat kita seolah berada di kampung sendiri.
dan diujung desa ini kita akan menjumpai sebuah bangunan kecil, yang berfungsi sebagai pos pendakian. disini kita wajib melapor jumlah personil, waktu pendakian, tempat mendirikan tenda dan membayar tiket masuk dengan tarif Rp. 5000 per-orang.

                    Pos Pendakian

setelah menyelesaikan semua registrasi, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi area perkebunan para penduduk setempat khas daerah pegunungan. sesekali berpapasan dengan warga yang hendak pulang ke rumah, setelah seharian beraktifitas di ladang.
sesaat kemudian, di depan mata kita akan nampak sebuah Telaga yang sangat indah. penduduk setempat menamakan, "Telaga Cebong".
kami seakan terhipnotis dengan keindahannya. dan kami memutuskan mendirikan tenda pada salah satu tepi di Telaga ini, apalagi hari telah beranjak sore.


                    Tenda kami

ternyata disini sudah banyak pendaki lain yang mendirikan tendanya. senyum sapa dengan sesama pendaki mengobati rasa lelah selama perjalanan. disini kita sudah seperti saudara, tak ada jarak yang memisahkan. hal seperti ini, sering kami jumpai ketika melewati pendakian-pendakian di Gunung lainnya.
setelah selesai makan malam, dan bercengkrama ria dengan sesama pendaki, kami ber-4 segera tidur, dan akan bangun esok jam 4 subuh untuk melanjutkan pendakian ke puncak.

tepat pukul 4 subuh, kami segera bangun. disertai bunyi alarm yang mengusik pagi nan dingin menusuk kulit. nampak disisi luar tenda, butir-butir embun masih menempel ria dengan damainya. segera mempersiapkan peralatan pendakian : head lamp, baju hangat, kamera, air mineral dan beberapa makanan ringan sebagai bekal buat di puncak nanti.
diawali dengan doa bersama, kami pun mulai mendaki dan berjalan di pagi yang buta ini. waktu tempuh ke puncak 30 - 60 menit, dengan menapaki jalanan yang sangat terjal beralaskan batu-batuan sedang yang disusun rapih.
sekilas mengarahkan head lamp kekiri jalan, nampak jurang nan dalam tak berdasar. merinding jadinya.

1 jam pendakian membawa kami perlahan menapaki "Puncak Sikunir". di tempat ini sudah banyak teman-teman pendaki yang terlebih dahulu sampai. seperti biasa, saling menyapa, senda gurau dan berjabat tangan sudah menjadi tradisi diantara kami sesama Pendaki Gunung. sembari menanti sang fajar, kami pun segera mencicipi bekal yang kami bawa.

                   sunrise "Puncak Sikunir"

tak lama berselang, langit di ufuk timur sudah mulai merekah. pertanda sang mentari akan segera keluar dari tidur panjangnya. tawa renyah, teriakan histeris pendaki lain menyatu dengan keindahan Maha Karya Sang Pencipta. tak bisa dilukiskan lagi dengan kata-kata, ketika kita menyaksikan semua ini.
kami mengabadikan semuanya dengan kamera kesayangan, tak ingin melewatkan ini semua.

                     indah sangat ...


                kami ber-4, kompak hehehe


                           Golden Sunrise


          tampak depan "Gunung Sindoro"


                    ehh, ada sinyal hehehe


puas berfoto ria di puncak, kami memutuskan segera turun. perjalanan turun kali ini sangat memanjakan mata. nun jauh dibawah sana terhampar pemukiman penduduk dan diapit ladang-ladang yang berundak. keindahan Telaga Cebong terpampang dengan anggunnya. sementara Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu terlihat mempesona bak mengapung di lautan awan yang menghampar.

                     medannya seperti ini


                    arah jalur pendakian


                      titik awal pendakian

pukul 10 pagi kami pun sampai di tenda camp area. setelah selesai makan pagi dan re-packing peralatan pendakian, kami segera beranjak meninggalkan tempat ini.
lagi-lagi menumpang truck pengangkut sayur, bersama pendaki yang lain. dan melanjutkan perjalanan pulang ke Terminal Bus "Mendolo", Kota Wonosobo.

dan kami akhirnya berpisah disini, setelah sempat tukar nomor handphone. 3 orang teman kembali ke Kota Solo, saya sendirian kembali ke Jakarta.













Tidak ada komentar: