Kamis, 02 Oktober 2014
Sumat'ra Barat - Done
langkah kakiku terhenti disini. yahh, disini. ketika senja kian beranjak pergi meninggalkan rona jingga di ufuk barat cakrawala. seuntai kembang yang tergeletak bebas dijalan itu seakan jadi saksi bisu, betapa beratnya hatiku meninggalkan tanah ini. tanah yang baru beberapa hari ini kujelajahi, tanah yang telah memberikan pelajaran berharga dalam hidupku. tanah yang memberiku wawasan tentang arti dari cinta kepada sesama manusia, cinta kepada Neg'ri ini, dan cinta pada Sang Pencipta.
jauh-jauh hari sebelum aku ke Ranah Minang, terpikir olehku, akan perbedaan Budaya, Adat-Istiadat serta keyakinan yang dianut masyarakat disana yang mayoritas ber-Agama Islam. mungkinkah mereka mau menerimaku untuk melihat dan menjelajahi Neg'ri yang baru pertama kali ini aku singgahi ?, sementara aku seorang Nasrani. namun perbedaan itulah yang telah banyak sekali memberi pelajaran padaku, bahwa kita semua adalah sama :
Satu Nusa. Satu Bangsa. Satu Bahasa. Indonesia.
20 Agustus 2014. pertama kali menginjakan kaki di Ranah Minang. entah kemana aku harus memulai melangkahkan kakiku. hari pertama di tanah orang. sendiri. memanggul ransel yang menempel erat dipunggungku. sembari berjalan mengikuti semilir angin yang berhembus.
menelusuri hampir semua pelosok Ranah Minang, sebenarnya bukan tujuan awalku. karena sebelumnya aku hanya ingin mengunjungi beberapa tempat wisata saja. tapi kehidupanlah yang membawaku begitu jauh, dan semakin jauh menjelajahi tanah ini. hari-hari selanjutnya membuatku semakin yakin untuk terus berjalan kaki, entah sudah berapa kilometer yang kulewati. aku hanya ingin dekat, dan berbaur dengan masyarakatnya yang begitu ramah. apalagi setelah mereka tau bahwa aku hanya seorang diri, dan berasal dari Pulau yang cukup jauh.
seringkali aku dihadapkan pada satu pertanyaan dari penduduk-penduduk sekitar yang kutemui :
" kamu berani yah pergi seorang diri. sampai jauh-jauh datang kesini ".
sebagai balasannya, aku hanya tersenyum. biarlah mereka sendiri yang mengartikan senyumanku itu.
seringkali aku menerima kebaikan-kebaikan selama pengembaraanku di tanah ini, dan pastinya akan selalu kuingat sepanjang jalan kehidupanku di dunia ini.
*****
tentang kebaikan seorang pengurus salah satu Mesjid di Kota Bukitinggi, yang merelakan kamar tidur kecilnya kepadaku untuk menginap.
*****
seorang Bapak pemilik kendaraan L-300, yang dengan ikhlas mengantarku dari Lembah Harau ke Kelok Sembilan.
*****
Pak Ustad pengurus salah satu Mesjid di pinggir Danau Singkarak. dari Beliau aku diberikan bekal perjalanan berupa ceramah singkat. sambil menepuk bahuku, dan dengan lembut Beliau berkata ;
" Nak, teruslah mengembara untuk mencari nilai-nilai hidup yang lain, diluar dari nilai kehidupanmu saat ini. banyaklah belajar dari setiap perjalanan yang telah kamu lalui. suatu ketika, kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu cari, sebagai bekal kehidupanmu di dunia ini ".
kata-kata itu selalu terngiang didalam ingatanku.
*****
kebaikan seorang Ibu yang sudah tua di Kota Solok. dengan tulus, Ibu ini memberikan tumpangan padaku selama 2 malam di rumahnya yang sederhana. tanpa dipungut biaya. bahkan sebelum pulang, saya dibekali minuman dan makanan kecil buat diperjalanan. karena Ibu ini ingat akan ke-empat anaknya yang merantau di Pekanbaru, Jakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
*****
kebaikan sopir mini bus yang membawaku dari Kota Solok, menuju Danau Kembar. aku tidak dipungut biaya perjalanan, dan bahkan minuman dan roti yang ku makan dibayar lagi oleh sopir mini bus ini.
*****
tentang kebaikan salah satu warga di Kota Sawahlunto, yang telah memberikan tumpangan padaku menuju Kota Solok.
*****
kebaikan pemilik salah satu tumah makan di Teluk Bayur. dengan lkhlas Beliau mengantarku untuk kembali ke Kota Padang.
*****
kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan mereka.
7 hari pengembaraan yang sarat makna, 7 hari kembali aku belajar tentang kerelaan untuk memberi tanpa pamrih, 7 hari aku kembali diajarkan tentang hal-hal duniawi yang belum pernah kualami sebelumnya. ketika saya bercengkrama dengan penduduk lokal di pedesaan, di terminal, pasar dan juga didalam kendaraan umum yang saya tumpangi. ketika saya mengawali perjalanan dari Kota Padang - Padang Pariaman - Sicincin - Lembah Anai - Padang Panjang - Bukittinggi - Ngarai Sianouk - Gua Jepang - Danau Maninjau - Kelok 44 - Puncak Lawang - Lubuk Basung - Benteng Fort De Kock - Jembatan Lempapeh - Rumah Adat Ba'anjuang - Jam Gadang - Pasar di Atas & Pasar di Bawah - Museum Bung Hatta - Kota Payakumbuh - Lembah Harau - Kelok Sembilan - Kota Batu Sangkar - Istana Basa Pagaruyung - Danau Singkarak - Kota Solok - Kota Sawahlunto - Lubuk Selasih - Danau Kembar - Bukit Maninjau - Teluk Bayur - Museum Adtyawarman, dan kembali lagi ke Kota Padang.
*****
27 Agustus 2014 saya meninggalkan tanah ini, dan kembali pulang ke Kalimantan Timur. banyak kenangan yang sampai saat ini masih tersimpan rapih dibenakku. dan saya bahagia, bahkan sangat bahagia, karena saya pernah melaluinya.
**************************************
Selamat Tinggal Ranah Minang, Selamat Tinggal Sumat'ra Barat. aku akan selalu merindukan saat-saat indah itu. menapakan kakiku di tapak-tapak jalanannya, menikmati indah panorama alamnya, minum airnya, makan makanannya.
aaaahhhh . . .
sulit untuk dilupakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar