Cerita ini merupakan rangkaian dari petualangan “Solo Backpacker” menjelajahi Kepulauan Maluku - (Agustus 2015).
Pelabuhan Laut Tulehu
siang itu mulai ramai, terlihat calon penumpang sudah mulai berdatangan
memadati ruang tunggu. Pelabuhan ini masih berada di wilayah Pulau Maluku, dan
juga sebagai jalur penyebrangan menuju ke Kota Masohi di Pulau Seram. Saya
segera antri didepan loket penjualan tiket kapal bersama calon penumpang
lainnya. Dengan jarak tempuh selama 4 jam perjalanan, begitu informasi yang
disampaikan oleh petugas d iloket penjualan tiket. Harga tiket per-orang
berkisar Rp.125.000. cukup mahal sih menurut saya. Oiyah, armada laut yang saya
tumpangi merupakan Kapal cepat yang cukup bagus.
Sambil menunggu waktu
keberangkatan, disini saya berkenalan dengan Aziz, pemuda asal Pulau Seram yang
sedang menyelesaikan kuliah di Universitas Pattimura di Kota Ambon. Setelahnya
saya baru tau lewat obrolan santai, kalau tadi tadi dia memperhatikan saya
dengan tas besar dipunggung khas para petualang. dan dari Aziz pula saya
disarankan untuk menginap saja di Rumah Singgah Backpacker di Kota Masohi,
lumayan hemat ongkos. Begitu katanya.
Pelabuhan Tulehu, Ambon |
Tak lama kemudian kapal
yang saya tumpangi perlahan beranjak meninggalkan Pelabuhan. Selama
diperjalanan saya disuguhkan dengan pemandangan laut dan pulau yang membuat
mata seakan tidak berkedip, indah sangat. Dikiri kanan kanan Nampak pulau-pulau
yang menghiasi Laut Molluca, seperti Pulau Latu, Pombo, Saparua dan beberapa
pulau kecil lainnya.
3 jam berlalu. Laut yang
sebelumnya tenang berubah menjadi gulungan ombak besar setinggi hampir 3-4
meter menghantam badan kapal. Saya yang duduk dipaling atas Kapal mulai terasa
pusing kepala disertai goyangan kapal yang sangat terasa. Tapi saya lihat
penumpang lain didekat saya malah santai-santai saja, bahkan ada diantara
mereka sambil bercanda, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“sudah biasa seperti ini
Bang, sebentar lagi kita sampai di Pelabuhan Amahai”. Ujar Aziz yang duduk
disebelahku.
Dan benar apa yang
diakatakan Aziz, selang beberapa saat kemuadian laut kembali tenang. Didepan
mata Nampak garis-garis pantai dan Pelabuhan lautnya, sebagai petanda kapal
akan segera sampai di Pelabuhan di Kota Seram.
Pelabuhan Amahai, Pulau Seram |
Seiring datangnya senja,
kapal cepat ini segera merapat di Pelabuhan Amahai. Saya bersama Aziz bergegas
turun dari kapal menuju ke terminal kecil di depan pelabuhan. Nampak kendaraan
angkutan umum dan tukang ojek memenuhi area terminal kecil ini, sambil
menawarkan jasa kepada para penumpang.
“ dari sini kita naik
angkutan umum saja Bang, dan turun di Terminal Kota Masohi. terus kita
lanjutkan jalan kaki saja ke Rumah singgah Backpacker”. Ujar Aziz kembali
mengingatkanku.
“Baiklah”. Balasku
singkat.
Kami menumpang angkutan
umum menuju Terminal di Kota Masohi dengan tariff Rp. 20.000 per-orang. Sampai
di Terminal kami jalan kaki, cukup jauh juga tempatnya. Menyisir gang yang
diapit rumah-rumah penduduk. Dan selang beberapa saat kemudian saya dan Aziz sampai
di Rumah ini. Rumah semi permanen berdinding kayu, setelah salaman dengan
penghuninya kami tenggelam dalam obrolan, seperti layaknya sahabat lama yang
baru saja berjumpa kembali. Ternyata malam itu juga ada tamu rombongan dari
Jakarta, yang baru saja menyelesaikan pendakian di Gunung Binaya, tanah
tertinggi di Kepulauan Maluku.
Kompas Masohi, Pulau Seram |
Oiyah. Rumah singgah
backpacker ini juga berfungsi sebagai tempat transit bagi para pendaki Gunung
yang akan menjajal Gunung Binaya. Biasanya dari sini para pendaki mendapatkan
informasi tentang lama perjalanan, tour guide, dan informasi penting lainnya
sebelum memulai perjalanan.
Jika sahabat ingin
berpetualang ke Pulau Seram, ada baiknya singgah dan sekalian nginap ditempat
ini. Hitung-hitung bisa hemat pengeluaran untuk biaya penginapan. Jangan ragu,
anak-anak muda pengurus rumah singgah ini baik-baik kok. Dan kita bisa juga
sekalian diajak sama mereka keliling sambil melihat keindahan alam di salah
satu Pulau cantik di propinsi Maluku ini.
Berikut nomor telpon
pengurus Rumah Singgah Backpacker “Kompas Masohi” :
·
Ibrahim, Ketua
Kompas Masohi { 082238146623 dan 082199204042 }
·
Abas {
082312617420 }
Selain di Kota Masohi
sebagai base camp, para pengurus Kompas Masohi juga tersebar di beberapa daerah
lainnya. Seperti di Pelabuhan Tulehu-Ambon, dan di Desa Saleman sebagai pintu
masuk menuju ke Pantai Ora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar